Saling Sikut Antar Mantan di Pilkada Kuansing, Simak Profil Para Calon

Paslon-Pilkada-Kuansing.jpg
(istimewa)

Laporan: Sigit Eka Yunanda

 

RIAU ONLINE, KUANSING - Kuansing menjadi salah satu daerah paling menarik diantara penyelenggara Pilkada 2020. Hal ini tidak lain karena masing-masing paslon yang bertarung di Kuansing pernah berkoalisi di kontestasi politik sebelumnya.

Pertarungan antar mantan ini akan menjadi sajian menarik di negeri Rantau Kuantan.

 

Paslon nomor urut satu dalam Pilkada Kuansing adalah Andi Putra-suhardiman Amby.  Di usia yang relatif muda yakni 33 tahun, sang calon bupati, Andi Putra merupakan ketua DPRD Kuansing Dua Periode. Ia merupakan anak dari mantan Bupati Kuansing, Sukarmis. Tercatat ia memiliki kekayaan bersih senilai Rp 3,1 miliar.

 

Berpasangan dengan Andi adalah mantan anggota komisi III DPRD Riau periode 2014-2019, Suhardiman Amby. Suhardiman Amby merupakan ketua Dewan Perwakilan Daerah Kuansing serta Wakil Ketua Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kuansing. Tercatat ia memiliki kekayaan senilai Rp 1,1 miliar.

 

Pasangan Andi Putra-Suhardiman Amby (ASA) ini didukung oleh koalisi Golkar yang memiliki enam kursi di DPRD Kuansing, Hanura dengan satu kursi, serta PKS dengan satu kursi. Pasangan ini juga didukung oleh sejumlah tokoh Publik diantaranya Mantan Bupati Kuansing, Sukarmis yang tidak lain adalah ayah Andi Putra serta Ketua PCNU Kuansing, Rofingi.

 

Pasangan nomor urut dua di isi oleh Mursini dan Indra Putra. Mursini merupakan Incumbent Kuansing yang sebelumnya berpasangan dengan Halim. Ia merupakan tokoh Muhammadiyah. Tercatat ia memiliki kekayaan senilai 3,4 miliar.

 


Calon Wakil Bupati Kuansing nomor urut dua, Indra Putra merupakan mantan anggota DPRD Kuansing(2009-2014) dan DPRD Riau(2014-2019). Namun ia memutuskan mundur dari kursi DPRD Riau karena mencalonkan diri di Pilkada Kuansing 2015 bersama Komperensi. Tercatat ia memiliki kekayaan senilai Rp 4.5 miliar 

 

Pasangan yang diusung Koalisi Bersama Mursini Indra Putra (Bermitra) ini diusung oleh partai PKB, PPP, Nasdem, PBB, ditambah partai non parlemen DPRD Kuansing  PSI dan Gelora. Total mereka mendapat 11 kursi DPRD Kuansing.

 

Pasangan calon nomor urut tiga diisi oleh Halim dan Komperensi. Halim merupakan Incumbent  Wakil Gubernur bersama Mursini. Halim merupakan pengusaha sukses di Kuansing dengan nilai kekayaan mencapai 17,4 miliar rupiah. 

 

Berpasangan dengan Halim, Komperensi merupakan ketua DPD PAN Kuansing. Satu-satunya wanita di Pemilihan Kepala Daerah Kuansing ini merupakan Anggota DPRD Riau Periode 2019-2024. Untuk mengikuti Pilkada ini posisinya di DPRD Riau akan di-PAW oleh PAN. Tercatat ia memiliki kekayaan senilai 9,11 miliar. 

 

Pilkada Kuansing akan menjadi kontestasi para mantan rekan di Pilkada sebelumnya. Hampir semua calon memiliki rekam jejak keterkaitan satu sama lain.

 

Paling kentara yakni Mursini Halim yang berpisah jalan dimana Mursini berpasangan dengan Indra Putra sementara Halim maju bersama Komperensi. 

 

Indra Putra dan Komprensi pun sempat maju bersama di Pilbup Kuansing 2015 menantang Mursini Halim.

 

Bahkan, Suhardiman Amby sempat diisukan akan maju bersama Indra Putra di Pilkada ini namun akhirnya menggantikan Rofingi sebagai Wakil Bupati mendampingi Andi Putra. 

 

Dinamisnya perpolitikan di Kuansing ini disebut Pengamat Politik dan Pemerintahan Riau, Tito Handoko sebagai hal yang unik dan secara tidak langsung membenarkan kredo bahwa politik tidak lain adalah soal transaksi kepentingan. 

 

"Adanya pasangan yang tertukar dan menemukan kesamaan kepentingan di Pilkada ini unik, tentu saja orang akan mengingat kembali apa yang sudah terjadi di Pilkada 2015 lalu. Hipotesanya terjawab bahwa politik itu sarat kepentingan saja"ujarnya. 

 

Dosen Ilmu Pemerintahan UNRI ini juga menjelaskan bahwa kondisi ini memang acapkali terjadi di perpolitikan Indonesia. "Politik dimaknai sebagai perebutan kekuasaan, perebutan posisi di lembaga negara kan itu klasik sekali. Itulah kondisi yang harus kita hadapi" tutupnya.