Delapan Bulan Tak Belajar di Sekolah, Tengku Azwendi : Anak-anak Galau

Tengku-Azwendi-Fajri6.jpg
(Riau Online)

Laporan : Muthi Haura

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pandemi Covid-19 membuat sekolah ditutup hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Anak-anak sekolah diliburkan sejak Maret 2020.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri mengatakan, ia ingin tatap muka di sekolah kembali dilaksanakan dengan physical distancing.

Ia sudah melihat ke masyarakat bahwasanya kondisi anak-anak saat ini galau, para orang tua juga risau.

"Ini karna mereka sudah hampir 8 bulan dirumah dan tidak ada aktivitas dil uar, Maksudnya itu pendidikan di luar," katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 8 September 2020.

Menurut Azwendi, anak -anak ini harus berinteraksi dengan teman-teman dan ketemu suasana sekolah.

Psikologis anak-anak, sudah sangat merindukan untuk kembali ke sekolah.

Azwendi meminta kepada pemerintah kota untuk segera membuat regulasi ataupun cara bagaimana bisa melakukan sekolah tatap muka untuk anak-anak.


Mungkin bisa dimulai bertahap. Tingkat SD dulu, lalu SMP.

Dicoba dulu, tapi dengan catatan ada physical distancing dan protokol kesehatan dijalankan dengan baik.

"Yang awalnya satu kelas itu ada 30 atau 20, separuh dulu. Ini pemikiran saya," ujarnya.

Azwendi juga mengatakan, bisa juga diatur satu hari masuk, satu hari tidak, dan begitu seterusnya.

Atau yang tadinya mungkin enam jam di sekolah, bisa dijadikan tiga jam. Di buat shiftnya.

"Shif pagi, shift sore, shift siang, kita atur gimana. Kalau ga bisa separo, sepertiganya dulu," katanya.

Hal ini dilakukan, supaya anak-anak dan tenaga pendidik ada aktivitas.

Anak-anak juga perlu refreshing otak dengan berinteraksi.

"Sekarang saya lihat, anak-anak itu banyak sekali mainnya, dari pada belajarnya. Trus orang tua saya tengok juga jadi kelabakan ngurusnya."

Azwendi melihat, anak-anak sudah sampai di kondisi jenuh dirumah.

Ia berharap agar pemerintah segera membuat regulasi melalui dinas pendidikan.

"Bukan saya melanggar protokol kesehatan. Tetap laksanakan protokol kesehatan dengan catatan, anak-anak ini, kita atur sedemikian rupa tatap mukanya," pungkasnya.