Laporan: Laras Olivia
RIAUONLINE, PEKANBARU - Kota Pekanbaru masih berada di zona merah penyebaran Covid-19. Meskipun begitu, berbagai sektor seperti tempat usaha, rumah ibadah, dan perkantoran sudah mulai berjalan secara bertahap.
Wali Kota Pekanbaru, Dr Firdaus ST MT masih mewanti-wanti untuk sektor pendidikan. Seperti yang ia sebutkan, terkait rencana sekolah tatap muka sepekan sekali, masih menunggu persetujuan dari Mendikbud RI.
"Kita masih menunggu jawaban dari dua kementrian, yaitu Mendikbud dan Kemenag, untuk itu diharapkan pihak sekolah jangan dulu membuat kebijakan sendiri," sebutnya, Selasa (11/8).
Dalam hal ini, Firdaus menilai sejauh ini belajar daring banyak menuai kendala. Seperti masih banyaknya siswa yang belum bisa mengakses internet, orangtua yang tidak seluruhnya bisa mendampingi anak, juga pemerintah belum mampu berikan subsidi.
Plt Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas mengaku masih menanti jawaban dari Mendikbud RI dan Kemenag. Sebelumya, pihaknya telah mengirim draft terkait rencana sekolah tatap muka sekali dalam sepekan di Kota Pekanbaru.
"Kita sudah mengajukan draft ke kementrian, tapi belum ada jawaban," katanya kepada Riau Online, Kamis (13/8).
Skema pembelajaran tatap muka nantinya akan dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Selanjutnya akan dibagi jumlah siswa sekolah yang bisa masuk kelas. Hanya 50 persen siswa yang bisa masuk kelas perharinya.
Lebih lanjut dikatakan Ilyas, jika nantinya pembelajaran tatap muka ini bisa berjalan, harapannya sekolah tetap mematuhi protokol kesehatan. Penyediaan tempat cuci tangan, memakai masker, serta menjaga jarak.
Seorang warga mengaku kewalahan dengan sistem belajar daring. Ditambah lagi dirinya yang seorang wirausaha harus mendampingi dua anaknya yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD).
"Belajar online ini rasanya memberatkan bagi orangtua, apalagi latar belakang orangtua juga berbeda-beda," keluh Endang Melni, warga Kecamatan Sail.
Ia berharap pemerintah bisa menemukan langkah dan solusi yang bisa meringankan beban orangtua.