DPC Demokrat, Kabupaten Bengkalis Nur Azmi Hasyim saat menggelar konpresnsi pers, Rabu 15 Juli 2020 di Bengkalis.
(istimewa)
RIAU ONLINE, BENGKALIS - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat, Kabupaten Bengkalis menyesalkan sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lantaran tidak komitmen dalam penunjukkan pasangan bakal calon Bupati Bengkalis pada Pilakda 2020.
Padahal sebelumnya Partai Demokrat sudah menyatakan komitmen mengusung Nur Azmi Hasyim sebagai bakal calon wakil bupati mendampingi Khairul Umam maju di Pilkada Bengkalis. Dukungan bahkan ditandai dengan surat keputusan (SK) langsung dari Ketua Umum Agus Harimurti Yodhoyono.
Namun sebaliknya, PKS justru akan memberikan dukungan kepada balon wakil bupati dari Partai Demokrat setelah mendapatkan mandat partai.
"Syarat PKS, siapa duluan yang bisa mendapat dukungan SK partai maka akan diusung," kata ketua DPC Demokrat, Kabupaten Bengkalis Nur Azmi Hasyim saat menggelar konpresnsi pers, Rabu 15 Juli 2020 di Bengkalis.
Kompetisi merebut mandat PKS terbilang ketat karena diikuti tiga kader lainnya, seperti Abi Bahrun dan Sanusi. Keduanya juga dituntut harus mendapatkan SK partai kalau ingin diusung bacalon Pilkada Bengkalis mendatang.
"Tanggal 9 Juni 2020, Kita sudah mendapat SK dari Bapilu Partai, namun PKS saat itu bilang belum kuat harus diketahui dan tandatangan Ketum Demokrat," bebernya.
Politikus muda Partai Demokrat Bengkali inipun menyanggupi syarat yang diberikan, bahkan permintaan PSK sudah disanggupi dengan mengantongi SK langsung dari Ketum Partai Demokrat tanggal 10 Juni 2020.
"Logika saja, kalau sudah ada yang menyerahkan mandat SK partai dari bacalon lainya, tentu Partai Demokrat tidak akan memberikan SK kepada saya. Artinya, Partai Demokrat memberikan SK kepada saya tentunya telah melalui proses. Dalam hal ini, Partai Demokrat sudah membuktikan komitmenya," terangnya.
Meski demikian, Nur Azmi mahfum fenomena itu terjadi dalam politik.
"Inilah proses politik, komitmen sudah kami laksanakan. Kami sudah berusaha ternyata pilihan jatuh ke lain," dia menambahkan.
Diakui Azmi, tidak adanya komitmen PKS menjadi beban moral bagi dirinya sendiri yang telah mempertaruhkan marwah partai.
"Secara pribadi, saya siap menerima konsekwensi partai. Dan akan terima apapun keputusan yang akan diberikan kepada saya nantinya," tuturnya.