Torozatulo Zebua Bunuh Markus Gea karena Sakit Hati Tak Diberi Ancak

Torozatulo-Zebua.jpg
(Riau Online)

Laporan Riski Apdalli

RIAU ONLINE, PELALAWAN-Berawal dari rasa sakit hati karena tidak diberikan pekerjaan memanen sawit atau ancak, Torozatulo Zebua tega membunuh sang mandor PT MUP, Markus Gea.

 

Kronologis pembunuhan itu berawal pada Kamis 25 Juni 2020 di Kantor Afdelin IV PT MUP saat apel pagi pukul 06.00 WIB.

Toro kecewa karena sang Mandor tidak memilihnya untuk berkeja memanen sawit. padahal dia sudah lama tidak bekerja. Toro merasa kesal karena alasan Markus bahwa hanya pegawai yang mendapatkan ancak. Padahal saat apel dia melihat ada BHL yang mendapatkan ancak.

Usai saling melempar argumen, Toro pun pulang ke rumahnya untuk sarapan. Saat itulah terbersit keinginannya untul melampiaskan dendamnya kepada korban.

Setelah mengambil parang, dia bergegas pergi ke area Blok P dari rumahnya yang menghabiskan waktu 30 menit berjalan kaki.



Setelah menunggu pelaku menunggu selama 8 jam, korban pun datang. Tanpa basa-basi pelaku langsung membacok korban sehingga tangan korban hampir putus.

Belum puas, pelaku kembali membacok korban berkali-kali ke arah wajah dan tubuh korban sehingga korban meninggal karena kehabisan darah.

Pelaku dicnam dengan pasal 340 dan pasal 338 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Sebelumnya Markus Gea mandor kebun di PT MUP kebun Gondai afdeling 4, Kabupaten Pelalawan Riau, ditemukan tewas bersimbah darah pada Jumat 26 Juni 2020. Sebilah parang lengkap dengan sarungnya berada tepat di atas perut korban.

Informasi yang diperoleh, pembunuhan korban berada di areal perkebunan PT Mitra Unggul Pusaka (MUP) Kebun Gondai.

Ia diduga dibunuh seorang anggotanya yang bekerja sebagai pemanen di kebun kelapa sawit tersebut.

Jenazah korban ditemukan di tengah kebun sawit, ditutupi tumpul dan pelepah sawit.

Korban menggunakan baju merah dengan posisi jenazah terlentang.

Beberapa luka bacok senjata tajam didapati di tubuh korban.

"Informasinya ada bagian tubuhnya yang putus, mungkin kena tebas juga," kata seorang warga setempat, Minggu 28 Juni 2020.