Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus terjadi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, menyusul musim kemarau melanda daerah itu.
(istimewa)
Laporan: RISKI APDALLI
RIAU ONLINE, PELALAWAN - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus terjadi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, menyusul musim kemarau melanda daerah itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Hadi Penandio mengatakan, ada tiga lokasi Karhutla yang menjadi fokus pemadaman dan pendinginan tim gabungan.
Tiga titik itu tersebar di tiga kecamatan dan sebagian besar api telah padam. Saat ini tengah mendinginkan area mengantisipasi api kembali muncul pada saat kemarau.
"Tim gabungan rayon kecamatan di tiga kecamatan masih berada di lokasi Karhutla, untuk melakukan operasi pemadaman dan pendinginan," ujar Hadi Penandio, Selasa 30 Juni 2020 malam.
Dijelaskannya, lokasi pertama muncul titik api yakni di Desa Merbau, Kecamatan Bunut yang berbatasan dengan Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti.
"Untuk update hari ini belum tahu pasti, di lokasi Merbau berbatasan Pangkalan Terap," ungkapnya.
Untuk titik lainnya kata dia, Karhutla di Desa Tanjung Kuyo, Kecamatan Pangkalan Lesung, diatasi oleh tim rayon kecamatan yang terdiri dari TNI, Polri serta masyarakat peduli api.
Saat ini sudah pendinginan untuk menghilangkan asap. Pemadaman juga dibantu oleh satu unit helikopter waterbombing dari Satgas Udara Provinsi Riau.
"Dihandle oleh Tim Rayon Kecamatan Kerumutan. Info yang disampaikan sudah padam," terang Hadi Penandio.
Selin itu, satu titik lagi di Tanjung Putus, Desa Terusan, Kecamatan Pangkalan Kerinci yang muncul pada Senin, 29 Juni 2020 kemarin, ia mengaku belum dapat update terbaru.
"Kalau yang di Tanjung Putus. Saya belum dapat Update hari ini, mungkin bisa ke pak Kapolsek Pangkalan Kerinci. Karena tadi beliau yang di TKP," ujarnya.
Namun, untuk titik api di Anjung Kuyo dan di Tanjung Putus, Hadi memastikan, lahan yang terjadi Karhutla berada pada semak belukar dan kebun sawit masyarakat.
"Belukar dan kebun masyarakat," tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko, S.IK, belum bisa memastikan Karhutla yang terjadi di Desa Merbau di area HTI PT Arara Abadi atau berada di luar area kawasan konsesi.
Namun, pengumpulan bahan dan keterangan (Pulnaket) terus dilakukan untuk mengetahui penyebab terbakarnya lahan jenis gambut tersebut.
"Kita mau Pulbaket dulu kepada karyawan, pekerja, atau masyarakat di situ untuk memastikan penyebabnya," kata Kapolres Indra, Selasa 30 Juni 2020, Siang, kepada RiauOnline.co.id
Indra menyatakan, api padam dalam satu kali dua puluh empat jam pemadaman oleh tim gabungan di lokasi. Namun pendinginan akan membutuhkan waktu lebih lama lagi.
"Untuk pendinginan bisa memakan waktu 14 hari, kemungkinan nantinya," katanya.