(istimewa)
Senin, 15 Juni 2020 13:50 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bukan kali ini saja pesawat tempur Hawk milik TNI AU penghuni Skadron 12 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin (Lanud Rsn), Pekanbaru.
Pada 16 Oktober 2012, pesawat Hawk juga jatuh dan terbakar. Pilotnya, Lettu Pnb Reza Yori Praseyto, selamat dengan berhasil keluar bersama kursi pelontar. Pesawat jatuh di kawasan Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau, di tanah lapang.
Delapan tahun kemudian, pesawat tempur jenis serupa buata Inggris ini, kembali jatuh. Bedanya, jika 2012, pesawat jatuh di tanah lapang, maka Senin pagi, 15 Juni 2020, pesawat jatuh menimpa rumah warga dan merusak tiga rumah, di Perumahan Mutiara, Jalan Sialang Indah, Desa Kubang, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau.
"Alhamdulillah pilot selamat. Sekarang dirawat di rumah sakit Lanud Roesmin Nurjadin," kata Kepala Penerangan Lanud Roesmin Nurjadin Letkol Sus M Zukri.
Zukri mengatakan pesawat tersebut hanya diterbangkan oleh seorang pilot.
Baca Juga
Pesawat Hawk jatuh lagi di Riau
Sementara itu, sejumlah warga mengatakan, pilot belum terjatuh sekitar 30 meter dari lokasi jatuhnya pesawat pada Senin sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
Puluhan anggota TNI berada di sekitar lokasi kejadian di perumahan Mutiara, Jalan Sialang Indah, Desa Kubang, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau. Tim Basarnas dan anggota kepolisian juga berada di sekitar kejadian.
Aparat TNI terlihat cukup tegas melarang warga dan awak media untuk mengambil bangkai pesawat yang telah dibungkus terpal.
Jatuhnya pesawat Hawk pada 16 Oktober 2012 silam, diwarnai insiden kekerasan menimpa jurnalis. Fotografer Riau Pos, kala itu, Didik Herwanto, menceritakan di Pengadilan Militer Tinggi I Medan UPT Oditur Militer 1-3 Pekanbaru, Kadis Personalia Letkol Robert Simanjuntak mendatanginya, lalu menendang, namun tidak kena.
"Terdakwa mencekik, membanting dan memukul," kata Didik Selasa, 17 September 2013.
Tak hanya Didik semata saja, dua wartawan lainnya, kameramen Riau Televisi (RTV), Robi dan wartawan Antara, Febrian Anggoro, juga jadi korban kekerasan anggota TNI AU.