RIAUONLINE, PEKANBARU - Organisasi konservasi alam WWF-Indonesia menyesali peristiwa terjeratnya harimau sumatera di kawasan konsesi perusahaan hutan tanam industri (HTI) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), di Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Akibat tali jeratan itu, harimau sumatera berjenis kelaim betina itu mengalami luka cukup serius di bagian kaki.
"Kami sangat prihatin dengan masih banyaknya jerat dipasang pemburu di kawasan habitat satwa, dan menyesalkan kembali terjadinya korban satwa langka," kata Ecologist WWF- Indonesia, Sunarto kepada RIAUONLINE, Kamis, 2 April 2020.
Kami lanjut Sunarto, berharap kepada semua pihak baik itu pemerintah sebagai pemegang otoritas maupun perusahaan dan segenap lapisan masyarakat agar dapat saling bekerjasama dan bersinergi untuk mengatasi permasalahan krisis jerat yang sejauh ini bukan hanya terjadi di Riau, namun juga hampir seluruh Sumatera, bahkan Asia Tenggara.
Disinggung mengenai komitmen RAPP dalam melindungi habitat harimau sumatera ini, dijelaskan Sunarto, perusahaan pemegang konsesi khususnya bidang kehutanan maupun pertanian diharapkan dapat lebih meningkatkan perannya dalam upaya pelestarian lingkungan termasuk konservasi satwa liar.
BACA JUGA: Harimau Sumatera Terjerat Di Konsesi RAPP, Komitmen Perlindungan Satwa Perusahaan Dipertanyakan
"Masih banyak sumberdaya yang dapat diarahkan untuk itu, dan hal itu tidak hanya akan menguntungkan lingkungan hidup secara luas, namun juga dalam jangka panjang akan menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri," tuturnya.
Menurut Sunarto, harimau berusia lebih kurang tiga tahun itu berkemungkinan besar merupakan harimau yang berasal dari habitat Semenanjung Kampar dan Blok Kerumutan. Sebab, dua blok ini adalah kawasan terdekat dari lokasi kejadian.
"Kedua kawasan tersebut memang telah sejak lama dikenal sebagai habitat penting bagi harimau. Kedua blok hutan itu dulu masih terkoneksi habitatnya, dan harimau dilaporkan oleh masyarakat dapat menyeberang melalui Sungai Kampar," ulasnya.
BACA JUGA: Harimau Sumatera Terjerat Di Konsesi RAPP, Asri Auzar: Perusahaan Harus Tanggung Jawab
Akhir-akhir ini sambungnya, daerah-daerah yang menjadi penghubung kedua blok hutan ini telah mengalami konversi.
Harimau di kedua blok hutan ini tampaknya saling memasuki wilayah tersebut, dan dengan kondisi yang ada, mereka menghadapi resiko yang lebih besar untuk berjumpa dengan manusia.
"Pihak perusahaan dan masyarakat perlu memahami ini, dan semaksimal mungkin dapat berupaya memberi ruang gerak bagi pergerakan satwa," ujarnya.
BACA JUGA: Harimau Sumatera Yang Terjerat Di Konsesi PT RAPP Diobservasi
Kondisi harimau di dunia saat ini dalam posisi sangat terancam. Harimau Sumatera termasuk yang paling parah. Populasinya secara total di seluruh Sumatera saat ini diperkirakan hanya sekitar 550 individu, menurut draft terakhir SRAK Harimau versi konsultasi publik nasional.
"Namun mereka terpisah-pisah di beberapa blok hutan di Sumatera," tutupnya.