Demi Keutuhan Bangsa, Wakapolri Ajak Mahasiswa Utamakan Persatuan dan Kesatuan

Wakapolri-Komjen-Gatot-Eddy-Pramono.jpg
(Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pranomo mengingatkan mahasiswa Universitas Riau untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan antar sesama bangsa.

 

Pasalnya, Indonesia menjadi incaran negara-negara lain karena memiliki bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2040 mendatang, bahkan ada pendapat mengatakan akan lebih cepat lagi pada tahun 2030.

 

"Kita (Indonesia) punya semua syarat menuju itu, kita punya Sumber Daya Manusia yang melimpah, Sumber Daya Alam kita sangat banyak yang belum dieksplorasi, dan daerah kita ini juga luas," kata orang nomor dua di kepolisian ini, di hadapan ribuan mahasiswa UR, Rabu, 11 Maret 2020. 

 

Ditambahkan Gatot, tidak semua negara akan senang dengan kondisi seperti ini, sebab jika Indonesia bisa memanfaatkan momentum tersebut, Indonesia akan menjadi negara kuat.

 

Jika Indonesia menjadi negara kuat, maka Indonesia bisa mendominasi negara lain. Hal ini menjadi kekhawatiran, makanya selain faktor internal, ada faktor eksternal juga dalam menjaga persatuan ini.

 

Faktor internal yang dimaksudnya ialah, faktor dimana ada kepentingan pemilik modal dalam melakukan politik anarki, dimana mereka bisa memaksakan masyarakat low class untuk kepentingannya.

 



Sementara faktor eksternal ialah faktor negara lain yang tidak senang dengan kemajuan bangsa Indonesia.

 

"Ketika satu negara mau menguasai negara lain, bukan dengan perang konvensional lagi, tapi sebelum invasi, mereka akan membelah bangsa dulu, membuat polarisasi di masyarakat," tuturnya.

 

Pemecahan ini dipermudah mengingat perkembangan teknologi yang cukup pesat, dimana dalam jangka waktu singkat informasi hoax bisa disebarluaskan dengan cepat.

 

Hal ini diperparah dengan minimnya tingkat literasi masyarakat Indonesia sehingga tanpa melakukan verifikasi, banyak yang menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya ini lewat media sosial.

 

Media sosial, kata Gatot, memiliki perbedaan dengan media konvensional, dimana media konvensional memiliki owner, pimred, editor, hingga wartawan lapangan sehingga data yang disampaikan bisa diuji.

 

Sementara, media sosial hanya menyampaikan informasi tanpa ada filter. Apalagi, dengan hoax yang dilancarkan terus menerus, masyarakat mengabaikan fakta karena lebih mengedepankan emosional.

 

Wakapolri juga mengingatkan kembali kondisi bangsa Indonesia pasca Pemilu, sehingga ia mengajak mahasiswa untuk mengedepankan persatuan daripada pilihan politik. 

 

"Kalau soal perbedaan pilihan politik itu biasa, tapi setelah pemilihan mari kita berangkulan lagi, kompetisi diulang lagi di Pemilu selanjutnya," tambahnya.

 

Sementara itu, rektor Universitas Riau, Aras Mulyadi menjelaskan kegiatan ini sejalan dengan tujuan UR yang ingin memajukan bangsa Indonesia lewat pendidikan.

 

"Kita dengan semboyan Universitas Riau Jantung Hati Riau tentu akan bersatu padu demi kemajuan bangsa di sektor pendidikan. Apalagi di UR ini semuanya ada, dari Aceh hingga Papua," katanya.