Pemkab Siak Bentuk Tim Pengkaji Klaim Ahli Waris Istana Siak

istana-siak-dibuka.jpg
(RIAUONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak merespon cepat terkait penutupan Istana Siak Sri Indrapura oleh pihak yang mengaku sebagai ahli waris atas Istana yang terakhir dipimpin Sultan Syarif Kasim II tersebut.

Kadis Kominfo Siak, Arfan Usman mengatakan saat ini istana Siak sudah bisa dibuka seperti biasa, karena pihak ahli waris dan pemda sudah mengambil sebuah keputusan.

Keputusan tersebut diambil setelah semua pihak menggelar rapat usai shalat Jumat, 15 November 2019. Dimana, Pemda sudah membentuk tim untuk mengkaji keabsahan data yang dimiliki oleh pihak penggugat.

"Bupati, Sekda dengan Kabag hukum dan yang terkait lainnya sudah membuat tim kajian, kita juga melibatkan, lembaga kekerabatan kesultanan, dan beberapa tokoh Siak lainnya," kata Arfan, Jumat, 15 November 2019.

Untuk itu, Pemda meminta pihak yang merasa menjadi orang paling berhak atas Istana tersebut untuk bersabar karena tentu harus menunggu hasil pengkajian dahulu.



Pengkajian ini terutama untuk menilai keabsahan surat wasiat yang diketahui dibuat pada tahun 1904 ini. Sehingga, masa kerja tim kajian tidak memiliki tenggat waktu.

"Pihak yang meminta ini tentu harus bersabar, kalau tak sabar, macam mano lagi. Secara yuridis formal, kami Pemda Siak hanya bisa melakukan ini, silahkan lah ke pihak hukum ke pengadilan kalau tak sabar," ujarnya.

Terkait tuntutan yang diminta oleh pihak penuntut, Pemda Siak mengaku tidak bisa langsung mengamini atau menolak karena ini harus melalui proses yang panjang atau bahkan membutuhkan Perda.

"Sebenarnya kan yang punya hubungan kesultanan tidak hanya mereka, banyak yang lebih dekat lagi, tapi yang lain kan sudah merelakan. Kita tunggu sajalah," tutupnya.

Sebelumnya, Istana Asserayah Hasyimiah Siak Sri Inderapura, Kabupaten Siak terlihat ditutup pada Kamis, 14 November 2019, diduga akibat ada kisruh ahli waris yang datang menuntut haknya dan mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan.

Ahli waris Istana Siak, Tengku Syarifah Nadira mengaku akan terus memperjuangkan hak keluarganya atas Istana Siak Sri Indrapura meski harus mengorbankan nyawanya.

Bahkan, Nadira mengatakan ia sudah berhari-hari tidur di sekitar Istana Siak karena harus menempuh perjalanan jauh demi berjumpa dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Siak terkait penuntutan haknya atas Istana.

"Kami kesini habiskan uang, waktu dan tenaga. Saya nih dah tuo. Jangan dipermainkan begini. Demi wasiat ini, dunia akhirat akan kami perjuangkan. Ini hukum dunia akhirat. Nyawa saya korbankan, ini jihad saya," tegasnya, Kamis, 14 November 2019.