Terduga Teroris Latihan di Tengah Hutan Berjarak 60 Km dari Pekanbaru

Rumah-Kayu-Terduga-Teroris.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/UJANG ANDRIAN)

Laporan: UJANG ANDRIAN

RIAU ONLINE, BANGKINANG - Hutan berada di perbatasan dua desa, Desa Kuapan dan Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, dijadikan tempat atau kamp latihan bagi kawasan terduga teroris.

Kamp di hutan tersebut dijadikan tempat latihan sejak tiga bulan silam. Pelatihan bagi terduga teroris tersebut kemudian tercium oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror. Latihan di hutan itu hanya berjarak sekitar 60 km dari ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. 

Akhir pekan lalu, Sabtu, 9 November 2019, Densus 88 Anti-Teror dibantu anggota Polsek Tambang dan Polres Kampar, menangkap lima dari enam terduga teroris.

"Densus 88 menangkap lima terduga teroris di Dusun II, Desa Kuapan, Sabtu lalu. Sedangkan seorang lagi melarikan diri," ungkap Syukri, warga Desa Kuapan, kepada RIAUONLINE.CO.ID.

Ia menceritakan, kelima terduga teroris tersebut ditangkap satu orang di warung, sedangkan empat lagi di dalam hutan, tempat selama ini mereka berlatih.

Hutan tempat latihan terduga teroris tersebut berdampingan dengan kebun karet milik warga desa. Syukri menjelaskan, seorang warga setempat, berinisial Ed, ikut juga ditangkap.


"Usai pulang umrah, Ed rajin ke mesjid salat berjemaah bersama warga. Namun, saat ia kedatangan temannya dari luar, Ed tak pernah kita lihat salat berjemaah. Ia lebih banyak bersama kawan-kawannya ke hutan, latihan di sana," ungkap Syukri.

Dari rumah Ed, Densus 88 Anti-Teror membawa pipa paralon, besi-besi serta anak panah. Penangkapan, tuturnya, dilakukan Denses 88 Sabtu siang, pukul 13.00 WIB.

"Kami tak bisa masuk ke hutan melihat penangkapan mereka. Jalan ditutup, polisi berseragam dan pakaian sipil menenteng senjata api laras panjang terlibat sangat banyak," cerita Syukri.

Saat penangkapan di akhir pekan tersebut, tuturnya, sama sekali tak terdenar letusan senjata api. Penggeledahan di rumah Ed, tuturnya, dilakukan sekitar 15 menit.

"Penggeledahan selama 15 menit. Diangkut dua pipa paralon, anak panah dan besi-besi. Belum ada bom yang dirakit mereka. Itu kita lihat saat dibawa Polisi," ungkap Syukri.

Saat ditanyakan bagaimana keseharian Ed, Syukri mengatakan, usai pulang umrah, dan kedatangan teman-temannya, perangai dan perilaku Ed berubah.

"Biasanya makan siang di rumah dan salat di mesjid berjemaah. Namun, itu tak lagi dilakukan. Ed makan siang dan salat di hutan, tempat ia berlatih bersama dengan rekan-rekannya. Hanya malam barulah pulang ke rumah," kata Syukri.

Rumah dihuni Ed beserta anak dan istrinya terbuat dari papan, berkonsep rumah panggung. Kini, anak dan istri Ed diungsikan keluarganya ke Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, berjarak sekutar 50 kilometer dari Desa Kuapan.