Pelajar SMP di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau yang menjadi korban perundungan atau bullying harus menjalani perawatan medis intensif setelah menjalani operasi di rumah sakit.
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Dr Junaidi sangat prihatin saat mendengar bullying atau perundungan dialami siswa SMPN 38 Pekanbaru, F.
Pihak sekolah tidak tanggap terhadap perilaku siswa selama menjalani proses edukasi.
Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) ini mengatakan, berdasarkan pengamatannya perilaku di sekolah saat ini sudah banyak menyimpang.
Selain maraknya bullying, pemandangan siswa sekolah merokok masih terlihat.
"Saya mengamati perilaku siswa di sekolah banyak sudah menyimpang. Bullying satu di antaranya. Ada siswa merokok di sekolah. Anehnya, pihak sekolah belum bisa sepenuhnya mencegah siswa merokok di sekolah," ujar Junaidi, Minggu, 10 November 2019.
Untuk itu, Junaidi mengimbau, Komite Sekolah sebagai perwakilan orangtua di sekolah bisa bersama-sama dengan wali kelas memberikan perhatian kepada siswa di sekolahnya,
"Semua bullying harus dihentikan di dunia pendidikan. Pihak sekolah harus lebih meningkat perhatian kepada para siswa di sekolah. Kepala sekolah dan guru harus peka melihat perilaku siswa di sekolah. Dewan Pendidikan segera akan mempelajari mengapa kasus ini bisa terjadi," tambahnya.
"Jika perilaku bullying dan kebiasaan merokok terjadi di sekolah, ini tentu saya merusak generasi muda kita," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMPN 38 Pekanbaru berinisial MFA, diduga menjadi korban bullying dan penganiayaan di sekolahnya.
Pelakunya tak lain adalah teman-teman sekelasnya. Akibat peristiwa itu, korban mengalami luka parah di bagian hidung. Dia sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.