Pesawat Tempur F16 Disulap jadi Monumen Dirgantara di Pekanbaru

Penandatangan-Monumen-Dirgantara.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Masih belum hilang dalam ingatan saat satu pesawat tempur buatan Amerika Serikat, F16, terbakar hebat di ujung landasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, akibat gagal lepas landas, Kamis, 16 April 2015.

Ketika itu, sang pilot Letnan Kolonel Pnb Firman Dwi Cahyano, menjabat sebagai Komandan Skadron (Danskadron) 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Walau selamat dengan mengalami luka bakar 11 persen di tubuh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyano, namun pesawat Fighting Falcon F16 tersebut tak bisa lagi digunakan.

"Alhamdulillah hari ini bisa diresmikan. Mudah-mudahan selain menjadi kebanggaan warga Pekanbaru dan Riau, juga menjadi sarana edukasi adik-adik kita," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

Monumen F-16 itu kini berdiri kokoh di halaman gedung utama komplek militer Lanud Roesmin Nurjadin. Marsekal Yuyu dalam sambutannya mengisahkan jet tempur F-16 yang dijadikan monumen tersebut merupakan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang memperkuat TNIA AU.

Pesawat itu mulai digunakan TNI Angkatan Udara, 27 September 2014 dan baru setahun mengudara di langit Ibu Pertiwi.


 

Sebelum terbakar, tutur KSAU, pesawat dengan tail number TS-1643 dipiloti Letkol Pnb Firman Dwi Cahyano mengalami kesalahan teknis. Pesawat membawa bahan bakar penuh dan mengarah ke barat. Areal di sekitar ujung landasan itu merupakan kawasan padat penduduk, kampung Makassar.

"Saat itu gagal take-off karena kesalahan teknis. Bawa bahan bakar penuh kemudian dia (pilot) mau melaksanakan misi ke arah barat. Di sana ada penduduk kampung Makassar," ujar Marsekal Yuyu yang memberikan kata sambutan persis di samping monumen serta diiringi rintik hujan itu.

Seketika, pilot langsung mengambil keputusan krusial dengan cara mengerem paksa. Akibatnya, ban pesawat habis dan memercikkan api. Pesawat yang membawa ribuan liter bahan bakar seketika terbakar hebat, namun pilot berhasil selamat.

"Saat ini beliau (pilot) menjadi atase pertahanan di Rusia," lanjutnya.

Sementara itu, Marsekal Muda Henri Alfiandi, mantan Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, kini menjabat Dansesko TNI Angkatan Udara, menginisiasi pembangunan monumen dirgantara.

Lanud Roesmin Nurjadin sendiri saat ini diperkuat oleh dua Skadron tempur. Skadron 12 berisi Hawk 100/200 dan Skadron 16 dengan F-16.
Inisiasi itu disambut positif oleh Marsekal Yuyu Sutisna. Ia kemudian meminta agar pesawat terbakar agar diperbaiki untuk dijadikan monumen di Lanud Roesmin Nurjadin.

Proses pembuatan monumen dilaksanakan secara maraton pada era kepemimpinan Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Age Wiraksono hingga kini Marsekal Roni Irianto Moningka.

Keberadaan monumen tersebut diharapkan dapat menambah wawasan dirgantara masyarakat Bumi Melayu, Riau.

Turut hadir dalam peresmian tersebut Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Pol Setya Imam Effendi serta Komandan Resor Militer Wirabima Brigjen TNI Mohammad Fadjar.