RIAU ONLINE, PEKANBARU - Memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah mulai dari Migas hingga hasil perkebunan seperti karet dan sawit, ternyata tidak mampu membuat masyarakat Riau bisa sejahtera secara paripurna.
Masyarakat Riau masih harus terkatung-katung nasibnya dengan harga komoditas prioritas yang masih terus mengalami penurunan harga.
Menanggapi kondisi ini, anggota komisi II DPRD Riau, Marwan Yohanis mengakui sulitnya persaingan komoditas Riau di pasar global tidak terlepas dari politik ekonomi dunia.
Misalnya, Crude Palm Oil (CPO) asal Indonesia yang diboikot Uni Eropa dengan alasan tidak ramah lingkungan. Padahal, bisa saja hal tersebut merupakan kampanye negara Eropa agar CPO tidak mengalahkan komoditas minyak jagung.
Politisi Gerindra ini mengatakan, Riau selama ini terkenal dengan SDA Sawit dan Karet yang melimpah ruah. Namun Indonesia terlena dengan SDA ini, sehingga terbiasa menjual bahan baku mentah ke pasar global.
Padahal, bahan baku tersebut nantinya diimpor lagi ke Indonesia dalam bentuk lain dan harga yang jauh lebih tinggi.
"Kita harus punya inovasi, misalnya kita punya karet, karet ini dari Indonesia, tapi nama sendalnya Jepang. Coba kalau kita buatkan pabriknya di sini, seperti ban sepeda. Jangan bergantung pada SDA saja, kita akan kerepotan sendiri," jelasnya.
"Sekarang ini, negara yang menguasai SDA bukan lagi negara kuat, tapi negara yang kuat adalah negara yang menguasai sistem. Ini yang harus kita optimalkan. Kita harus kuasai sistem produksi hingga hilirnya. Jangan hulu saja," ungkapnya.
Jika Indonesia bisa menguasai sistem, lanjut politisi asal Kuansing ini, Marwan membayangkan Indoensia akan menjadi negara kuat secara ekonomi, karena akan banyak tenaga kerja yang bisa terserap.
Sehingga, getah karet yang selama ini dijual ke asing bisa diolah langsung oleh Riau menjadi produk bernilai tinggi seperti ban mobil atau dashboard mobil.
"Jadi tidak hanya sawit saja, apapun bahan baku kita, apakah itu karet, sawit atau kayu. Selama ini berapa banyak produk mentah yang kita jual ke asing, nanti datang lagi ke sini dengan harga mahal. Padahal produk itu cuma secuil dari SDA yang sudah kita kirim," tuturnya.
Marwan memastikan akan membawa permasalahan ini ke dalam rapat internal komisi II DPRD Riau dan nantinya akan dilanjutkan dengan hearing bersama dinas terkait.
Selain itu, Marwan berharap Kabinet Jokowi jilid II yang diresmikan beberapa hari yang lalu bisa melakukan terobosan baru guna mencarikan solusi terhadap kondisi sekarang ini.