Pedagang Kaki Lima Merugi Gara-gara Kawat Berduri Batasi Berjualan saat Demo

Pedagang-Kaki-Lima.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Laporan : NABILA DELVIONA ADISRI

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kawat berduri dipasang aparat Kepolisian jelang unjuk rasa gabungan mahasiswa se-Pekanbaru, Senin, 30 September 2019 sebagai pembatas, ternyata membuat para pedagang kaki lima (PKL) merugi. 

Para pedagang sedang berjualan di pinggir Jalan Mekar Sari dengan Sudirman, Kota Pekanbaru, diminta Polisi untuk bergeser ke tempat lain. Tujuan polisi, agar dagangan para pedagang tak rusak jika terjadi kerusuhan. 

Kawat-kawat berduri itu dipasang mulai pukul 12.00 hingga 14.00 WIB, jelang mahasiswa berdatangan ke Gedung DPRD Riau. Mulai dari Jalan Mekar Sari hingga Sudirman, di pintu keluar. 



 

Saat kawat berduri dipasang, tiga PKL langsung berpindah tempat saat mereka disuruh pindah agar terjamin keamanannya. Namum, seorang pedagang lainnya tidak terima disuruh pindah.

Alasannya, ia kesulitan keluar saat kawat-kawat berduri tersebut menutupi jalan keluar.

“Gimana saya bisa keluar kalau sudah terkurung begini. Lagian di tempat lain susah mencari posisi agar pembeli bisa menghampiri berbelanja” kata Hendra, PKL.

Ia kemudian menjelaskan, jika ia mundur, juga tidak bisa. Gerobaknya terkepung mobil yang parkir. Mau tak mau, ia harus menunggu unjuk rasa berakhir, sehingga bisa keluar dengan gerobaknya. 

"Bapak juga tadi kenapa tidak langsung bergegas pergi dari lokasi agar tidak terkurung seperti sekarang ini,” kata Bintara Polisi, Alvin. 

Pedagang Berjualan

Hendra kemudian menjawab. “Tadi ada pembeli dek, makanya saya dahulukan pembeli. Tapi, ya sudahlah terima nasib aja kalau emang sampe sore baru bisa keluar dari kawat-kawat ini,” pungkasnya.