RIAU ONLINE, PEKANBARU - Politisi Gerindra juga tokoh muda Riau, Miftah Nur Sabri, menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kekanak-kanakan menolak bantuan diberikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Saya fikir itu kekanak kanakan. Orang kasih bantuan ya terima aja, wong namanya musibahkan," kata Miftah kepada RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 19 September 2019.
Apakah penolakan Pemprov Riau ini karena sentimen politik, Miftah menilai hal tersebut mungkin saja. Namun, menurutnya, terpenting saat ini adalah jangan mengedepankan kepentingan politik.
"Bersatu aja ngapain politisasi bencana dan musibah," tambahnya.
Miftah enggan mengomentari bagaimana kinerja pemerintahan selama penanganan kabut asap selama ini. Sebab, saat ini semua pihak harus saling dukung termasuk kepolisian, gubernur, bahkan presiden.
"But People First. Nanti kalau sudah hilang asapnya baru kita komentari. Tentunya sebagai Datuk kehormatan dari tanah Melayu, Pak Jokowi punya tanggungjawab moral melebihi kepala negara. Apalagi waktu itu gelar diberikan Jokowi dianggap sukses bebaskan Riau dari jerebu atau asap," ujarnya.
Miftah sangat optimistis jika Presiden dengan segala perangkatnya turun tangan, karhutla bisa padam secepatnya.
"Saya sih optimis bisa kelar cepat ya. Kalau tisak ya kebangetan. Karena kan indikasinya ini ada unsur kelalaian dan sistematis. Jadi harus ditemukan itu mafia pembakar hutan yang dugaan saya orangnya itu itu aja," tutupnya.