RIAUONLINE, PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Natar Nasution mengatakan, untuk penanganan Karhutla di Riau, Pemerintah provinsi Riau sudah membentuk tim satgas untuk penanggulangan dan pencegahan Karhutla.
Jumlah kekuatan yang ada saat ini sebanyak 5800 lebih personel gabungan TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni, serta masyarakat peduli api. Tim tersebut saat ini sudah bertugas dilokasi-lokasi yang terjadi Karhutla di Riau.
"Helikopter water boombing yang beberapa waktu lalu mengalami kendala izin operasional saat ini semuanya sudah bisa digunakan karena izinnya sudah dikeluarkan," kata Edy saat konfrensi pers dengan sejumlah awak media di kantor gubernur Riau, Kamis 12 September 2019.
Lebih lanjut dikatakannya, tim Satgas penegakan hukum juga sudah melakukan penindakan baik terhadap perorangan maupun koorporasi pelaku Karhutla. Total kasus yang sudah ditangani saat ini yakni 41 kasus, terdiri dari 40 perorangan dan satu koorporasi.
"Selama terjadi Karhutla, jumlah kasus yang ditangani ini adalah yang paling banyak. Ini juga merespon kegalauan yang dirasakan masyarakat selama ini," sebutnya.
Edy Natar juga menyampaikan, bahwa asap yang ada di Riau saat ini tidak semuanya berasal dari Karhutla di Riau. Melainkan juga kiriman dari provinsi tetangga, pasalnya di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi, jumlah titik hotspot nya mencapai 400 an lebih. Sementara di Riau hanya setengahnya yakni 200 an.
"Artinya, kondisi Karhutla di Riau ini setengahnya apa yang terjadi di Provinsi lain. Bentuk keseriusan Pemprov Riau juga untuk mengatasi Karhutla ini dengan membentuk satgas pemindahan lahan ilegal," kkatanya (*)