RIAU ONLINE, PANGKALAN KERINCI - Kisah penerima beasiswa ini patut diapresiasi. Meski sempat beberapa kali gagal dan terkendala biaya untuk melanjutkan pendidikan yang diimpikannya, Novela Agustina (19), putri asli Langgam, Kabupaten Pelalawan ini, tidak patah semangat.
“Awalnya saya mencoba tes beasiswa ke ATPK (Akademi Teknologi Pulp and Kertas.red), namun tidak lolos, begitu juga dengan beasiswa bidik misi, juga gagal. Lalu saya coba lagi SNMPTN di salah satu universitas di Pekanbaru, saya lolos. Namun, karena pertimbangan biaya yang banyak sekali, akhirnya saya mengundurkan diri,” ungkap anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Setelah berdiskusi dengan kedua orang tua, Novela akhirnya memutuskan untuk berkuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) di Pangkalan Kerinci, jurusan Agroteknologi Pertanian, karena lebih dekat dan terjangkau. Terlebih dirinya kemudian berhasil meraih beasiswa perguruan tinggi dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP). Novela mengaku beasiswa PT RAPP ini telah membantu perekonomian keluarganya.
“Ayah saya seorang nelayan, kadang penghasilannya ada, kadang tidak, sedangkan ibu saya jualan di depan rumah, tapi saya berprinsip dalam diri saya, bagaikan emas, meski diletakkan di tempat sampahpun, jika ia memang emas, ia tetap bernilai, jadi di manapun saya berada, saya harus bisa mengasah skill untuk menjadi yang lebih lebih,” ujar Novela yang meraih IPK 3,77.
Norfadilah, (22) putri dari pasangan Marzuki dan Jusmawati asal Kuala Panduk, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan ini bahkan sempat patah semangat untuk melanjutkan kuliah lantaran persoalan ekonomi.
“Waktu semester 4 saya sempat ingin berhenti kuliah karena ekonomi keluarga saya kurang stabil, tapi ayah saya melarang, beliau bilang walaupun kita sedang susah, ayah akan berusaha agar Dila tetap kuliah,” ujarnya sambil menirukan perkataan sang Ayah yang sehari-sehari bekerja sebagai petani.
Hal itu membuat Dila semakin percaya diri dan bangkit serta berjanji akan belajar sungguh-sungguh karena tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya.
“Dari situ saya berpikir dan bertekad bahwa saya harus bisa dan sukses, saya berterimakasih kepada RAPP atas beasiswa karena telah membantu meringankan beban orang tua saya,” tutur anak ke-2 dari 4 bersaudara ini.
Kisah menarik lainnya datang dari Nada Cindy Sagita. Putri kelahiran Pangkalan Kerinci, 21 tahun lalu ini awalnya hanya bermodal nekad untuk kuliah.
“Semula berawal dari niat saya yang kuat untuk kuliah, tapi waktu itu keluarga saya sedang dilanda krisis ekonomi, adik saya dua orang bersamaan masuk sekolah, jadi butuh biaya besar. Saya tetap memberanikan diri untuk mendaftar kuliah, lalu mengajukan beasiswa ke PT RAPP,” ungkapnya.
Meskipun namanya tidak keluar sebagai penerima beasiswa, membuat mahasiswi jurusan Politeknik Industri ST2P ini tidak patah semangat. Ia tetap yakin akan ada jalan untuk biaya kuliahnya.
“Setelah lulus seleksi awal, saya lolos di tahap ke-2, namun waktu pengumuman, nama saya tidak ada. Tak berapa lama, saya dipanggil pihak kampus dan menyatakan saya lulus menjadi salah seorang penerima beasiswa PT RAPP, karena setahu saya ada salah satu peserta yang mundur dari kuliah karena memilih untuk bekerja” tutur Nindy peraih IPK 3,82 ini.
Nindy menambahkan dirinya sangat terbantu dengan adanya program beasiswa dari PT RAPP karena telah meringankan beban ekonomi keluarga. Ia bertekad akan membanggakan kedua orang tua dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan dan mampu menjadi motivasi bagi kedua adiknya kelak.
“Di luar jam kuliah, saya memanfaatkan waktu jalankan bisnis daring (online shop) telah saya rintis sejak SMA. Ttujuannya agar saya bisa mandiri dan sukses. Alhamdulillah, hasil keuntungan bisnis ini, sebagian ditabung, sebagian lagi dibagi dua dengan mitra bisnis,” ujar Nindy bercita-cita menjadi pengusaha sukses.
Sebagaimana diketahui, PT RAPP rutin menyalurkan program beasiswa kepada mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu di desa-desa sekitar wilayah operasional perusahaan.
Tahun 2019 ini, sebanyak 100 orang mahasiswa menerima program beasiswa Perguruan Tinggi dari Community Development (CD) RAPP dengan total senilai Rp 700 juta. Program ini di luar sejumlah program beasiswa lainnya termasuk program beasiswa ikatan dinas.
Para penerima beasiswa berbagai jurusan ini berasal dari 9 Perguruan Tinggi di Riau, antara lain Universitas Riau (Unri) Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Lancang Kuning (Unilak), Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, ST2P Pelalawan, STAIN Bengkalis, Universitas Abdurrab, UNIKS Kuansing dan STMIK Hangtuah.
Head of Community Development RAPP, BR Binahidra Logiardi mengatakan, program beasiswa PT RAPP merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi, namun memiliki tekad kuat dan berprestasi. Para penerima beasiswa dibimbing dan dipantau perkembangan nilainya dengan batas minimal IPK 3.00.
"Pesan saya kepada adik-adik jangan pernah merasa kecil dan tidak mampu. Kita semua mampu, asalkan selalu bersemangat dan punya niat baik. Seperti kata-kata bijak. Usaha takkan mengkhianati hasil. Siapa yang berusaha keras maka akan mendapatkan hasil yang maksimal," pungkasnya. (rls)