RIAU ONLINE, PEKANBARU - Polemik keberlangsungan finansial PSPS Riau untuk bermain di Liga 2 Indonesia, harus diselesaikan dengan baik-baik.
Termasuk di dalamnya duduk kembali antara Managemen PT PSPS Riau dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau serta suporter Tim Asykar Bertuah, PSPS Riau.
"Ini bisa membanggakan kalau dia besar, makanya butuh perhatian bersama, kita harap Gubernur bisa carikan solusinya," kata Wakil Ketua DPRD Riau, Sunaryo, Selasa, 25 Juni 2019.
Ia menjelaskan, peran pemerintah sangat dibutuhkan guna mengkomunikasikan dengan perusahaan besar di Riau. Namun Gubernur Syamsuar juga tidak bisa semena-mena.
"Semuanya tergantung Pemprov, bagaimana menekan perusahan, tapi perusahaan tentu ada aturan main, makanya pendekatan persuasif juga diperlukan, dibicarakan baik-baik, insyaAllah kita yakin bisa," ulasnya.
Sebelumnya, pentolan suporter PSPS Riau Curva Nord, Dolly San David mengatakan, mereka hanya minta Gubernur Syamsuar memfasilitasi agar perusahaan-perusahaan besar di Riau mau bekerjasama dengan klub kebanggaan Melayu Riau itu.
Tak hanya itu, mereka juga tak menuntut PSPS Riau didanai dari APBD Provinsi, seperti dipikirkan orang selama ini. Sebenarnya, kata Dolly, Gubernur Syamsuar serta Wakil Gubernur Edy Natar Nasution telah menjembatani PSPS Riau dengan enam perusahaan swasta raksasa di Riau. Itu dilakukan sekitar dua bulan lalu, tepat sebelum Ramadan.
Selain itu, persoalan utama berupa ketidakpercayaan investor maupun perusahaan kepada manajemen PSPS Riau akibat ketidaktransparanan dana selama ini digunakan, mengemuka.
Saat ini, Dolly mengatakan, mayoritas pemain PSPS Riau belum bergaji meski kontrak mereka telah diperpanjang. Padahal musim ini baru berjalan, sementara masalah besar akan terus menjadi batu sandungan jika tak segera dipecahkan.
"Kepada seluruh pihak, terutama manajemen dapat introspeksi guna perbaikan pengelolaan PSPS Riau lebih baik dan profesional. Termasuk kemungkinan melibatkan perwakilan perusahaan bersedia menjadi sponsor masuk dalam manajemen sebagai jawaban adanya gelombang distrust dengan manajemen yang berlangsung," pungkasnya.