Agung Nugroho: Ibu Ani Yudhoyono Seperti Ibu Kandung Bagi Saya

Agung-Nugroho-Ani-dan-SBY.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wafatnya Ibu Ani Yudhoyono bagaikan petir di siang bolong bagi Ketua DPD Partai Demokrat Pekanbaru, Agung Nugroho. 

Bagi Agung, Ibu, demikian Ani Yudhoyono disapa oleh pengurus dan kader Demokrat, merupakan energi terbesar bagi partai. Apalagi, almarhumah ikut terlibat sejak awal berdirinya partai berlambang Mercy itu. 

"Saya kaget, Ibu begitu cepat dipanggil Allah SWT. Saya atas nama pribadi, dan Ketua DPC Demokrat Pekanbaru serta warga Pekanbaru, dan Riau, turut berduka cita," kata Agung Nugroho, Sabtu, 1 Juni 2019, kepada RIAUONLINE.CO.ID

Bagi Caleg Partai Demokrat peraih suara terbanyak untuk Dapil Riau 1 (Pekanbaru), walau tak lama kenal, banyak kesan mendalam dirasakan Agung selama berinteraksi dengan almarhumah. 

Kesan itu saat Partai Demokrat harus dizalimi dengan cara perusakan dan perobekan baliho bergambar Ketua Umum, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono, bendera serta atribut partai lainnya, di Pekanbaru, Sabtu, 15 Desember 2018 silam. 

Insiden tak terlupakan bagi kader Demokrat tersebut terjadi bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pekanbaru guna menerima gelar adat dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). 

ani dan asri auzar

IBU Ani Yudhoyono menangis di dekat Ketua DPD Partai Demokrat Riau, Asri Auzar dan Ketua DPC Demokrat Pekanbaru, Agung Nugraha, Sabtu, 15 Desember 2018, saat bendera Demokrat dirobek orang bersamaan kedatangan Presiden Joko Widodo.


"Saat rapat di rumah Bapak (SBY) di Kuningan, Ibu (Ani) hendak berobat, Ibu memberikan semangat ke saya, bak seorang ibu ke anaknya. Ibu katakan, Semangat ya Gung. Kita akan kawal dan dukung Agung," kata Agung. 

Kala itu, Sabtu, 15 Desember 2018, sejumlah kader Demokrat tidak mampu membendung air matanya saat menyaksikan cuplikan video bendera dan spanduk Demokrat yang dirusak oleh orang tidak dikenal.

Tak hanya kader Demokrat, sejumlah petinggi partai juga ikut menangis, tak terkecuali istri tercinta ketua umum SBY, Ani Yudhoyono yang terisak-isak di depan.

"Ibu jangan menangis, nanti kami menangis juga," ujar Sekjend Demokrat Hinca Panjaitan, Sabtu, 15 Desember 2018.

Tak lama setelah mengatakan hal itu, Hinca lantas mengambil sejumlah tisu untuk menghapus air matanya yang mulai menetes.

Disampingnya, ada ketua DPD Demokrat Riau, Asri Auzar, uga melakukan hal sama. Sesekali air matanya masih turun dan matanya sudah memerah.

Selain Asri, sejumlah pengurus DPD Demokrat Riau juga menangis, seperti mantan Ketua DPD Demokrat Riau Achmad, Sekretaris DPD Demokrat Riau Eddy Moh Yatim dan sejumlah kader lainnya.

"Manusia yang bijak itu saling menghormati dan saling menghargai, siapapun pemimpin di negeri ini harus arif dan bijaksana," katanya. 

SBY kemudian bercerita bagaimana ia menghormati Presiden Jokowi yang juga berkunjung ke Riau hari ini, dimana ia mengalah karena Jokowi adalah Presiden.

"Saya diagendakan untuk bertemu petinggi LAM, tapi saya dapat kabar pak Jokowi akan diberikan gelar oleh LAM, saya mengalah karena saya menghormati pemimpin yang sedang memimpin," jelasnya.

Apabila pemimpin sudah tidak saling menghormati, maka orang tersebut sudah batal sebagai pemimpin, dan Allah akan mencatat semua perilaku ummatnya.

"Meskipun kita sedih karena ada cobaan, mari kita lanjutkan acara kita dengan khidmat hening dan khusyuk sambil minta Ridha Allah, semoga musibah ini bisa menjadi berkah," tutupnya.