Laporan: FATMA KUMALA
RIAUONLINE, PEKANBARU - Sepinya bandara, tak lantas membuat maskapai mengalami penurunan transaksi. Bahkan, isu kenaikan tiket pesawat tak membuat peminat maskapai Garuda Indonesia menurun. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak tersisanya tiket penerbangan Pekanbaru-Jakarta pada 9 Juni 2019.
Disampaikan General Manager Garuda Indonesia Branch Office Pekanbaru, Agung Anugrah, hingga saat ini tercatat hampir 90 persen telah terisi untuk penerbangan Pekanbaru-Jakarta pada puncak arus balik, 9 Juni 2019.
“Isian sudah 90 persen. Tersisa hanya kelas bisnis pada beberapa penerbangan,” sebut Agung.
Namun demikian, Agung menyatakan tidak ada penambahan seat untuk memenuhi kebutuhan mudik 2019.
Sementara, pengakuan berbeda datang dari pemilik Rasya Travel, Ranti Nilam Sari. Ia mengaku mengalami penurunan penjualan. Hal tersebut menurut Ranti disebabkan oleh harga tiket yang masih tinggi, meski telah terjadi penurunan harga dari pemerintah.
“Jauh banget turunnya jumlah pembelian tiket pesawat. Sebelum puasa dan lebaran kemarin sehari bisa lebih dari 5 orderan yang masuk. Eh giliran jelang mudik begini, sehari satu orang aja udah syukur. Ya pas harganya turun, turunnya tetap aja masih mahal. Masih gak wajar,” sebut Ranti, 26 Mei 2019.
Disampaikan Ranti, kebanyakan orang saat jni lebih banyak memilih naik bus daripada membeli tiket pesawat. Hampir semua pelanggannya mengeluhkan harga tiket pesawat yang masih mahal. Terutama penerbangan dari Jakarta-Pekanbaru. Untuk satu kali penerbangan, harga yang ditawarkan mulai dari Rp1,3 juta.
“Biasanya tiket gak sampai sejuta. Ini sekarang sekali perjalanan aja udah sejuta lebih. Makanya lebih milih naik bus,” ujarnya.
Ranti berharap harga tiket tetap normal, meskipun menjelang lebaran. Harga tiket yang mahal hanya membuat susah para perantau yang ingin bertemu keluarga.
“Kasian yang merantau apalagi yang statusnya masih mahasiswa. Yang udah bergaji aja ngeluh apalagi yang gak bergaji,” pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan General Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Jaya Tahoma Sirait. Ia menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah penumpang. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan Januari-April tahun lalu, maka jumlah penumpang tahun ini mengalami penurunan lebih kurang 27 persen.
Sementara, pembatalan penerbangan rata-rata sebanyak 34 penerbangan dalam satu hari. Penurunan juga terlihat pada pergerakan penumpang yang biasanya 11.633 pax perhari menjadi 8.502 pax per hari.
“Dampak dari kenaikan tiket pesawat ini juga menyebabkan pendapatan bandara turun dari target yang ditentukan,” sebut Jaya.