RIAU ONLINE, PELALAWAN - Upaya mempercepat pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan. Satu di antaranya dengan program prioritas di sektor pertanian.
Kesejahteraan petani merupakan skala prioritas menjadi perhatian Pemkab Pelalawan. Pemerintah Negeri Amanah itu memiliki komitmen mengejar produktifitas hasil pertanian di sepanjang aliran Sungai Kampar ini.
Buktinya, melalui Program Pelalawan Makmur, petani terus mendapatkan pembinaan dari Pemkab. Selain pembinaan, petani juga mendapat bantuan peralatan, bibit, hingga memperluas lahan persawahan.
Seluruh bantuan ditujukan kepada petani dilakukan Pemerintah demi suksesnya kemandirian pangan Kabupaten Pelalawan. Pasalnya, sepanjang Sungai Kampar terhampar potensi pertanian jenies padi.
Dalam meningkatkan hasil pertanian, tidak tanggung-tanggung bantuan diberikan pemerintah berupa peralatan mengolah sawah, seperti hand traktor, alat tanam, alat panen, bantuan bibit unggul hingga melakukan pelatihan terhadap para petani.
BUPATI Pelalawan, HM Harris meyerahkan alat panen padi kepada kelompok tani.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Holtikultura, dari 8.902 Ha luas pertanian padi di Kabupaten Pelalawan, 7.380 Ha di antaranya berada di Kecamatan Kuala Kampar, Teluk Meranti 786 Ha, Kerumutan 224 Ha, Bunut 154 Ha, Bandar Petalangan 142 Ha, Pangkalan Kuras 85 Ha, Pangkalan Lesung 71 Ha dan Kecamatan Pelalawan 60 Ha.
Dari 12 kecamatan di Pelalawan, 4 di antaranya tidak memiliki lahan pertanian padi, antara lain Pangkalan Kerinci, Ukui, Bandar Seikijang dan Langgam. Dari luas lahan pertanian padi tersebut, 6.637 Ha merupakan sawah pasang surut dan sawah tadah hujan 1.005 Ha.
Bupati Pelalawan, HM Harris didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Pelalawan, Ir Syahfalefi mengatakan, sejalan dengan kebijakan pembangunan di era Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, terdapat 9 Agenda atau Nawacita.
Dari jumlah tersebut, ada tiga prioritas pembangunan Kabupaten Pelalawan menjadi bagian implementasi Nawacita, antara lain pembangunan kawasan teknopark, destinasi wisata bono di Kecamatan Teluk Meranti dan pengembangan kawasan padi di Kecamatan Kuala Kampar.
Bupati Harris menjelaskan, berdasarkan letak geografis, membangun Pelalawan bearti membangun Indonesia dari pinggiran. Untuk pengembangan padi di Kabupaten Pelalawan khususnya di Kecamatan Kuala Kampar ini dengan skala agribisnis akan berdampak bagi peningkatan produktivitas dan kesejahteran petani serta terwujudnya kedaulatan pangan sebagaimana menjadi target dari nawacita.
Lebih lanjut Harris menyebutkan, tidak dapat dipungkiri, sejak lama keberadaan Pulau Mendol dengan luas wilayahnya kurang lebih 30.000 Hektare merupakan lumbung padi bagi kawasan pesisir di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
BUPATI Pelalawan saat melihat kemasan beras hasil olahan dari padi ditanam di Kuala Kampar.
Selama ini, pengolahan penanaman dilakukan dengan pola tradisional dan sebagian telah terjangkau oleh program dari pemerintah, sebelumnya pada tahun 2015 lalu produktivitas padi mencapai kurang lebih 18.000 ton CKG dengan luas baku lahan 7.380 Ha dan luas tanaman 4.799 Ha. Tingkat produktivitasnya yang sebelumnya atau Tahun 2014 lalu sangat rendah hanya 3,75 Tin Perhektar, dengan pola tanam sekali setahun.
Selain infrastruktur yang kurang memadai, sehingga kesulitan dalam mewujudkan tata kelola aie yang memungkinkan untuk meningkatkan pola tanam menjadi IP 200, juga kesulitan mendapatkan benih unggul.
Kabupaten Pelalawan dengan upaya inovasi telah memiliki 5 varietas padi unggul pasang surut yang telah dilepas dan launching yakni varietas cekau, karya, boni, mendol dan inpara Pelalawan mempunyai potensi 8,2 Ton. Dengan segala keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta dan infrastruktur pembenihan pada tahun 2013 lau, pihaknya mulai menghasilkan 5,5 Ton benih bersertifikat.
Diketahui tahun 2018 hasil panen padi sudah mencapai lebih dari 4,1 ton atau sekitar 24 persen dari kebutuhan, sehingga ketergantungan kebutuhan pokok itu dari daerah lain semakin berkurang.
Untuk peningkatan produksi dan produktivitas perlu adanya peningkatkan infrastruktur lahan dan air, alsinta dan sarana prasaran pendukung lainnya yakni untuk mendukung upaya peningkatab IP100 ke IP200.
BUPATI Pelalawan HM Harris, menerima penghargaan bidang pertanian diwakili Kepala Bappeda, Ir M Syahrul Syarif MSi.
Jika kendala ini dapat diatasi, setidak-tidaknya dari Kecamatan Kuala Kampar ini berpotensi menyumbangkan produksi padi lebih dari 60.000 ton meningkat dua kali dari kondisi saat ini.
Untuk itu, Bupati Pelalawan dua periode itu berharap dengan telah ditetapkan Kabupaten Pelalawan sebagai kawasan padi oleh keputusan Menteri Pertanian yang juga merupakan wilayah perbatasan dengan posisi geografis yang strategis.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan Ir Syahfalefi Msi mengatakan, bahwa kebijakan pembangunan pertanian di Kabupaten Pelalawan selalu disinergikan dengan kebijakan pusat, yang mana Kabupaten Pelalawan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 380 Tahun 2016 sampai saat ini ditetapkan sebagai kawasan pengembangan padi.
Kebijakan itu dijelaskannyam khususnya kawasan padi Kecamatan Kuala Kampar masuk kedalam grand design lumbung pangan berorientasi ekspor wilayah perbatasan. Oleh karena itulah melalui program strategis Pelalawan makmur, pihaknya terus bersinergi dengan berbagai pihak mewujudkan Pelalawan EMAS melalui pembangunan jangka menengah dalam rencana strategis 2016-2021.
Disebutkannya, isu strategis peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani secara nasional juga menjadi isu strategis di Kabupaten Pelalawan, maka dari itu, Pemkab sadar bahwa pembangunan pertanian tidak bisa dilakukan sepenggal-penggal, harus komprehensif, mulai daro hulu budidaya sampai hilir pasca panen.
KECAMATAN Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan menjadi kecamatan prioritas sebagai lumbung padi di Pelalawan
Di Kabupaten yang berdiri sejak tahun 1999 itu, dipaparkan Syahfalepi dibagi berdasarkan kontur tanah contohnya manggis di Kecamatan Langgam dan cabai di beberapa Kecamatan, kendati demikian, pihaknya terus melakukan percepatan pengembangan kawasan pertanian diantaranya untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi.
Ir Syahfalefi menambahkan, pihaknya menyadari kalau perkembangan tekonologi pertanian begitu pesat, oleh karena itu kelembagaan tani dan gapoktan yang ada harus didorong untuk bertransformasi menjadi kelembagaan petani yang berorientasi agribisnis. Maka dengan semangat gerakan inovasi menuju Pelalawan Emas harus melakukan terobisan pengembangan model cooperative farming yang telah dilakukan belum lama ini.
Terakhir, Syahfalefi mengatakan, permasalahan pascapanen sudah dibangun melalui APBD Kabupaten Pelalawan 2018 sebanyak 2 unit mesin enggineering vertikal dryer kapasitas 10 Ton di Desa Sei Upih dan satu unit lagi berada pada satu paket SP3T. (advertorial)