PPP Akui Pemilu 2019 Paling Brutal dan Biaya Politik Tinggi

Syamsuar-Coblosan.jpg
(Azhar)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW PPP Riau, Husaimi Hamidi menilai, Pemilu Serentak 2019 antara Pilpres dan Pileg cukup dilakukan sekali ini saja.

 

Menurut Anggota DPRD Riau ini, Pemilu Serentak dilakukan menggunakan lima kertas surat suara ini merupakan pemilu paling brutal.

 

"Cukup sekali ini saja, ini Pemilu paling brutal, luar biasa," kata Husaimi, Sabtu, 27 April 2019.

 

Politisi asal Rokan Hilir menjelaskan, hingga kini PPP tidak bisa mengantongi 100 persen C1. Alasannyta, selain penambahan jumlah TPS, durasi perhitungan juga menjadi alasan.


 

"Cost politic kita jadi bertambah, saksi kita tidak mau dengan tarif biasa, dikasih honor Rp 200 ribu pun mereka menolak," ujarnya mengkritisi waktu lamanya proses penghitungan surat suara. 

 

Husaimi mengaku paham dengan permintaan saksi tersebut. Sebab perhitungan suara sendiri berlangsung lama bahkan hingga subuh atau keesokan harinya.

 

Tak hanya biaya politik yang menyulitkan partai peserta pemilu, petugas KPPS di TPS menjadi korban akibat kebrutalan Pemilu serentak ini.

 

"Lihat saja, sudah ratusan orang yang kehilangan nyawa. Belum lagi yang jatuh sakit sampai stroke karena beban kerja memang berat," tuturnya.

 

Kedepannya, Husaimi berharap agar DPR RI asal Riau yang terpilih nantinya bisa mengkaji ulang UU Pemilu serentak ini. "Sebenarnya, ini bukan domain kita, tapi kepada Caleg DPR RI yang terpilih nanti tolong di kaji lagi UU ini," tutupnya.