Guru Harus Panjat Pagar Sekolah saat Pintu Gerbang Dikunci untuk Ikut Demo

Demo-Guru-Kota-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SIGIT EKA YUNANDA)

Laporan: SIGIT EKA YUNANDA

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, dan pejabat Pemerintah Kota lainnya, enggan menerima para pengunjuk rasa ribuan guru yang menuntut untuk tidak dihapus Tunjangan Pokok Pegawai (TPP), Selasa, 5 Maret 2019. 

Usai tidak mendapatkan hasil positif dari demonstrasi di depan kantor Wali Kota Pekanbaru, ribuan guru kemudian berjalan kaki menuju kantor DPRD Kota Pekanbaru.

Didominasi ibu-ibu, sekitar 2.500 guru TK hingga SMP, bergerak ke kantor DPRD Pekanbaru guna melanjutkan aksi tuntutan pemenuhan hak mereka atas (TPP) yang dihapuskan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Penghapusan ini dinilai tidak masuk akal dan tidak memperhatikan nasib guru,

Demo Guru se-Pekanbaru


 

"Kita hanya ingin hak kita dipenuhi. Diberikan yang selayaknya. Mengapa pejabat lain bisa naik malah kami dihapuskan" ujar Rio, seorang guru.

Sembari sesekali menyeka peluh di keningnya, Rio menjelaskan, tidak sedikit pengorbanan mereka lakukan untuk aksi ini. "Pihak sekolah banyak tidak mengizinkan aksi ini. Bahkan ada sampai memanjat pagar karena gerbang sekolah dikunci," jelasnya. 

Meski demikian, Rio mengatakan, para guru tidak meninggalkan kewajiban mereka. "Insya Allah kami tidak meninggalkan kewajiban kami sebagai guru, misalnya saya sebagai guru SD kelas 6. Hari ini sedang melaksanakan Try Out. Sementara guru lain sempat mengajar jam pertama atau meninggalkan tugas untuk murid," ujarnya.

Meski demikian, Rio tidak bisa menampik, aksi ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya wali murid. Mereka disebut tidak mementingkan tugas mengajar untuk kepentingan pribadi.

"Kami minta agar pihak pemerintah kota mau bekerja sama dan membantu menjelaskan titik masalah. Kami sebenarnya tidak ingin profesi guru tercoreng. Kami hanya ingin hak kami dipenuhi tidak kurang tidak lebih," tandasnya.