Laporan: SIGIT EKA YUNANDA
RIAUONLINE, PEKANBARU - Warga keturunan tionghoa tumpah ruah memadati jalan Karet, Pekanbaru turut merayakan malam Cap Go Meh atau malam ke 15 puncak perayaan Imlek tahun 2570 dalam penanggalan Cina yang jatuh pada tanggal 19 Februari 2018.
Tidak hanya warga keturunan Tionghoa, antusiasme juga terlihat pada warga sekitar Pekanbaru yang juga ramai ikut serta dalam perayaan ini. Pantauan RIAUONLINE, sejak sore terlihat warga mulai memadati kawasan yang acapkali disebut Kampung Cina oleh warga Pekanbaru ini.
Sejumlah atraksi ditampilkan pada perayaan ini antara lain Barongsai, tari naga, dan penampilan lagu-lagu Mandarin.
Hal yang mencolok dalam perayaan ini adalah dominasi warna merah nyaris di setiap tempat. Mulai dari lampion, pakaian penari, hingga pakaian pengunjung khususnya warga keturunan tionghoa didominasi warna merah. Ternyata, warna merah memiliki makna yang melekat dalam kebudayaan Cina. Warna merah melambangkan antusiasme, semangat, dan keberuntungan. Tak heran perayaan ini didominasi warna merah yang berarti menunjukkan semangat baru serta harapan untuk mendapat keberuntungan di tahun ini.
Perayaan ini sekaligus menunjukkan keberagaman budaya dan kesatuan antar warga di Provinsi Riau. baik warga keturunan tionghoa maupun yang bukan terlihat menikmati. "Ya senang aja lihat budaya Cina, walau banyak yang ngerti misalnya lagu-lagunya tapi ya tetap asik datang kesini, bisa foto-foto hehe" ujar Niah, gadis berhijab yang datang beramai-ramai dengan temannya.
Perayaan Cap Go Meh merupakan perayaan tahunan yang selalu dirayakan komunitas warga keturunan Cina di Riau. Perayaan ini selain merayakan hari besar tahun baru Imlek dalam kebudayaan Cina juga ternyata memupuk rasa keberagaman warga di Riau.