RIAUONLINE, PEKANBARU - Agus Prima Aspa, wasit berlisensi FIFA asal Pekanbaru dilaporkan ke Polisi setempat. Pasalnya, Agus yang juga aktif sebagai pengadil lapangan hijau Liga I Indonesia itu menganiaya seorang pesepakbola belia U-17.
Aksi pemukulan itu dilakukan saat turnamen U-17 yang digelar di Stadion Kaharudin Nasuition.
Paur Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Budhianda, Kamis membenarkan adanya laporan tersebut. Dia menjelaskan saat ini penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru tengah mendalami laporan tersebut.
"Saat ini proses penyelidikan tengah berjalan," kata Budhi.
Budhi mengatakan bahwa laporan polisi perkara penganiayaan berat yang menyebabkan bagian mata korban atas nama Nurul Ilham Rezkianda (17) terluka parah hingga berdarah itu ditangani Unit III Satreskrim Polresta Pekanbaru.
Dalam proses penyelidikan, korban Ilham beserta dua saksi berikut manager tim sepakbola dan pelatih turut telah menjalani pemeriksaan di Mapolresta Pekanbaru, Rabu petang kemarin (13/2).
Ilham dan manager tim Adam Fauzi kepada wartawan menjelaskan insiden penganiayaan tersebut terjadi pada pekan pertama Februari 2019 lalu. Saat itu, Adam mengatakan korban yang tergabung dalam kesebelasan Bantan FC mengikuti turnamen U-17 bertema Singapura, Johor, Riau (Sijori) Championship di Stadion Kaharudin Nasution Pekanbaru.
Sijori Championship sejatinya merupakan turnamen persahabatan antara tiga negara, yakni Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau (Indonesia). Dari Riau sendiri diwakili oleh empat klub.
Belakangan, kata Adam, dua negara tetangga membatalkan hadir. Sehingga turnamen hanya diikuti empat klub asal Riau, yakni Bengkalis (Bantan FC), Kampar, Rokan Hulu dan Pusat Pembinaan Pelatihan Pelajar (PPLP) Riau.
Adam menjelaskan bahwa insiden pemukulan berawal ketika tim Bengkalis yang telah mengantongi empat poin melakukan protes akibat pertandingan dua tim lainnya terindikasi pengaturan skor.
Saat itu, dia mengatakan Agus tidak memimpin pertandingan, namun tengah berada di tempat panitia selaku ketua pengadil lapangan hijau.
Protes yang dilayangkan Adam ternyata membuat Agus berang. Tim Bengkalis yang telah meninggalkan stadion dan sebagai bentuk protes meninggalkan turnamen dikejar Agus serta dua rekan ofisial pertandingan lainnya hingga parkiran.
"Dia memukuli pemain kami dengan tinju tangan kanannya hingga anak kami berdarah," ujarnya.
Tak hanya itu, Agus juga menantang kepada tim sepakbola Bantan FC melaporkannya ke Polisi. "Kami langsung membuat laporan polisi. Awalnya ke Polda Riau namun kemudian diarahkan ke Polresta Pekanbaru. Anak kami juga sudah divisum," lanjut Adam.
Saat ini, kasus tersebut tengah didalami Polisi. (**)