RIAU ONLINE, PEKANBARU - Aksi mencekam antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa belangsung, Jumat 8 Februari 2019 kemarin. Personil keamanan baik dari TNI AD, TNI AU dan Polri pun dengan sigap berjaga dan sebagian lagi harus turun tangan menghadapi demonstran yang bersikap anarkis.
Massa ini merupakan pendukung peserta pemilu yang tak puas dengan hasil perhitungan suara.
Adegan ini merupakan bagian dari simulasi pengamanan yang dapat mengancam kelancaran pelaksanaan Pemilihan legislatif dan Presiden tahun 2019.
TNI-AU melaksanakan simulasi ini di depan Mako Lanud Roesmin Nurjadin, dengan menurunkan pasukan anti huru-haranya.
Pasukan ini diturunkan langsung setelah aksi timbulnya masa yang tidak puas dengan hasil perhitungan suara dengan cara melakukan orasi, pembakaran ban bekas hingga berujung anarkis.
"Dalam hal ini kami lebih melakukan pendekatan kepada para pendemo dengan cara persuasif. Maka terjadilah kesepakatan. Akhirnya, korban nyawa dan perusakan sarana sampai prasarana bisa kami atasi," kata Kadisops Lanud Rsn, Kolonel Pnb Jajang Setiawan, Sabtu, 9 Februari 2019.
Padahal, saat itu aparat keamanan sempat mengambil tindakan dengan cara menyemprotkan air dengan menggunakan kendaraan water canon. Bahkan suasa siang itu sempat benar-benar begitu mencekam.
Disisi lain, dari matra darat. TNI-AD dan Polri melaksanakan simulasi drill tempur di wilayah Korem 031/WB.
Masa yang juga tidak puas dengan hasil perhitungan suara turut melakukan tindakan anarkis. Namun berhasil diantisipasi dengan cara persuasif.
Menurut Danrem 031/WB, Brigjen TNI Mohammad Fadjar mengatakan bahwa keberhasilan pengaman ini merupakan bentuk tanggung jawab semua pihak. Bukan semata hanya dari petugas saja.
"Keberhasilan penyelenggaraan pemilu bukan menjadi tanggung jawab satu pihak saja, akan tetapi seluruh stakeholder mulai dari tingkat pusat hingga daerah,"imbuhnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id