RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ancaman pembunuhan dilakukan Caleg PDI Perjuangan daerah pemilihan (Dapil) Riau II, Kapitra Ampera kepada koleganya sesama politisi dan pengacara, Eggi Sudjana, sulit untuk dibuktikan.
Pasalnya, pembuktian itu bbenar-benar suara Kapitra Ampera mengancam Eggi, harus dibuktikan itu identik suara pengacara yang puouhan tahun beracara di Riau.
"Kalau cuma telepon dan tidak ada tindak lanjutnya dan malah si penelepon tidak mengaku, kan pembuktiannya jadi sulit," kata doktor ilmu hukum ini kepada RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 25 Desember 2018.
Baca Juga:
Caleg PDIP Asal Riau Ini Ancam Pecahkan Kepala Eggi Sudjana
Kapitra Tuding SBY Datang Ke Bumi Melayu Bawa Masalah
Kolega Kapitra sesama pengacara di Pekanbaru ini menjelaskan, jika Eggi malah memiliki alat bukti berupa rekaman percakapan selama 3 menit, tidaklah mudah menuduh seseorang berbuat tindak pidana hanya melalui pesawat telepon.
"Jika seandainya pun dibuktikan dengan rekaman, itu kan nanti diperiksa oleh IT. Apakah benar itu suara dia (Kapitra). Kemudian harus dibuktikan dulu niat si penelepon tadi. Kalau tidak ngaku juga gimana?. Kalau diperiksa dan tidak benar malah jadi tidak betul. Jadi tidak semudah itu menuduh seseorang," jelasnya.
Sebelumnya, Eggi Sudjana, hari ini, Selasa, 25 Desember 2018, melaporkan Kapitra Ampera ke Bareskrim Mabes Polri atas tuduhan dugaan ancaman pembunuhan ke Bareskrim Polri. Ancaman pembunuhan ini diterima Eggi dari salah satu politikus PDIP yang disuruh menyampaikan ancaman oleh Kapitra.
Menurut Eggi, ancaman diterimanya, Senin, 24 Desember 2018, berupa ajakan bertarung dengan mengancam akan memecahkan kepalanya. Eggi tidak menyebutkan nama politikus PDIP yang menyampaikan ancaman Kapitra itu.
Klik Juga:
Bendera Demokrat Dirusak, Kapitra Sebut SBY Tak Pantas Dizalimi
Kapitra Tuding SBY Datang Ke Bumi Melayu Bawa Masalah
"Saya menggunakan hak hukum selaku warga negara Republik Indonesia yang merasa diperlakukan adanya tindak pidana oleh saudara Kapitra yang menantang untuk berantem dengan pengertian akan dipecahkan kepala saya itu. Yang menyampaikan orang PDIP sendiri disuruh oleh Kapitra," kata Eggi di Bareskrim Polri.
Eggi mengaku tidak tahu apa alasan Kapitra mengajak berantem dan mengancam akan memecahkan kepalanya. Politikus PDIP yang menghubungi Eggi pun mengaku hanya diminta untuk menyampaikan ajakan tersebut saja, dan tidak mengetahui alasannya.