Laporan: MUHAMMAD FAISAL
RIAUONLINE, TEMBILAHAN - Pasokan melimpah kelapa dari Filipina menjadi faktor eksternal yang menghambat ekspor kelapa Inhil.
Informasi ini disampaikan Bupati Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), HM Wardan, Senin 25 Juni 2018 siang, menyikapi fenomena anjloknya harga kelapa belakangan ini.
Bupati mengatakan, pangsa pasar ekspor kelapa Inhil, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand telah berhasil 'direbut' oleh negara tetangga Filipina. Kelapa Filipina di pasar dunia juga dikenal sebagai kelapa dengan kualitas standar.
"Hal ini lah yang membuat kita kalah dalam persaingan pasokan kelapa ke luar negeri. Padahal sejak 2013, ekspor kelapa Inhil ke negara - negara jiran, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand begitu tinggi. Sekarang permintaan itu malah turun drastis," jelas Bupati dalam rapat koordinasi Pemerintah Kabupaten Inhil membahas stabilitas harga kelapa, Tembilahan.
Lebih lanjut, Bupati mengisahkan, 5 tahun silam, tepatnya pada tahun 2013, kawasan perkebunan di Filipina diterpa bencana angin bahorok yang meluluhlantakkan ribuan hektare pohon kelapa disana," pungkas Bupati mengawali ceritanya.
Pasca bencana itu, disebutkan Bupati produksi kelapa Filipina merosot tajam. Ini membuat kelapa Inhil mendapatkan pangsanya di negara tetangga.
Bupati melanjutkan, tidak berapa lama setelah bencana yang menimpa kawasan perkebunan kelapa Filipina, masyarakat petani disana melakukan replanting atau penanaman kembali.
"Sekarang, replanting itu telah menghasilkan, kelapa - kelapa di Filipina telah memasuki usia produktif dan menghasilkan kelapa - kelapa dengan kualitas standar sehingga pangsa pasar yang sempat dikuasai Inhil kembali direbut," ujar Bupati.
Minimnya permintaan tidak berbanding lurus dengan banyaknya penawaran. Bupati yang mengaku pernah berdialog dengan direksi PT Pulau Sambu Guntung (PSG) mengatakan, bahwa saat ini pasokan perusahaan industri pengolahan kelapa itu sudah melampaui batas kebutuhan.
"Saat Saya tanyai pihak perusahan mengatakan membutuhkan pasokan 2 juta butir kelapa per harinya. 3 tahun lalu mereka hanya dapat pasokan sekitar 800 ribu oer hari. Sekarang, PSG mendapat penawaran sebesar 5 juta butir per harinya. Tentu over kapasitas. Ini juga menjadi masalah," jelas Bupati.
Kelebihan penawaran komoditas kelapa ini kerap kali menimbulkan problem baru. Bupati menuturkan, dengan begitu banyaknya penawaran, kapal - kapal pengangkut kelapa terpaksa mengantre untuk membongkar kelapa yang dibawa.
"Karena mengantre terlalu lama, banyak kejadian kelapa yang berada pada tumpukan bawah itu menjadj busuk dan bertunas. Akhirnya, kerugianlah yang kembaki dirasakan masyarakat petani," papar Bupati.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id