Relawan Jokowi Duga Aksi Mahasiswa UIR Orderan

Mahasiswa-demo-di-dprd3.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Relawan Jokowi Center Indonesia (RJCI) Provinsi Riau mengaku sangat menyayangkan aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) beberapa waktu lalu.

Seperti yang diketahui, massa aksi menggelar unjuk rasa di DPRD Riau dengan membawa teatrikal pocong dengan foto Jokowi, membakar dan menghujat presiden RI ke - 7 tersebut.

Dewan Eksekutif RJCI, Raya Desmawanto mengatakan pihaknya tidak melarang adanya aksi unjuk rasa, sebab unjuk rasa memang diatur dalam UU sehingga siapapun boleh melakukan aksi unjuk rasa.

Namun, Raya menilai aksi unjuk rasa tersebut sudah di luar batas karena adanya pembakaran teatrikal pocong dengan foto Presiden di tambah hujatan.

"Silahkan kritis, tapi jangan membabi buta apalagi ada dugaan orderan, ini akan merusak citra mahasiswa Riau," ujar Raya kepada RIAUONLINE, Jumat, 14 September 2018.

Diakui Raya, pihaknya sebenarnya sudah ingin melaporkan hal ini namun masih mempertimbangkan orang tua mahasiswa.

Sebab, dirinya tidak ingin menambah beban pikiran para orang tua mahasiswa ini.


"Orang tuanya kan tau anaknya berkuliah, tapi nyatanya anaknya korban propaganda politik," katanya.

Pihaknya, lanjut Raya, menduga aksi ini diprovokasi oleh tokoh-tokoh deklarator 2019 Ganti Presiden, dan apabila dugaan ini benar maka itu sangat disayangkan.

"Mungkin saja tokoh 2019 Ganti Presiden ini sudah masuk ke ranah kampus, kita berharap kampus bisa netral, termasuk dosen dan pimpinan kampus netral," tambahnya.

Dilanjutkan Raya, massa aksi ini melakukan aksi seolah-olah mencari kesalahan presiden, sementara beberapa prestasi dari Presiden tidak pernah diapresiasi.

"Mereka mengenyampingkan peran Jokowi, tidak mau mengapresiasi, misalnya Blok Rokan yang sudah kembali ke bumi Pertiwi, pembangunan jalan tol di Riau, tapi tiba-tiba mau meminta pak Jokowi mundur," jelasnya.

Selain itu, Raya juga menyayangkan pihak kampus yang melaporkan pemilik FB atas nama Eka Octavyani, sebab hal serupa juga banyak terjadi di media sosial.

"Di FB juga banyak yang menghujat pemerintah dan mengata-ngatai agama tertentu, tapi kita masih memaklumi itu, karena dilakukan oleh masyarakat biasa, bukan elit politik," tutupnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id