RIAUONLINE, PULAU GADANG - Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar adalah salah satu desa yang terkena dampak pembangunan Waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar.
Hari ini, Rabu 29 Agustus 2018 bertepatan 26 tahun pemukiman desa ini dipindahkan dari pemukiman lama ke pemukiman baru.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ribuan masyarakat menyemut untuk memeriahkan hari ulang tahun pemindahan desa ini.
Dari pantauan RIAUONLINE.CO.ID, ribuan masyarakat bersama perangkat desa dan undangan lainnya telah berkumpul sejak pagi di halaman Masjid Al Hidayah guna mengikuti pawai budaya menuju Lapangan Kusuma Bantolo yang berjarak sekira 1 kilometer.
Di lapangan ini akan digelar upacara peringatan HUT ke-26 Pemindahan Desa Pulau Gadang dan serangkaian acara lainnya seperti atraksi dari pelajar berbagai sekolah dan masyarakat serta pawai budaya.
Ribuan masyarakat Kenegerian Pulau Gadang di Desa Pulau Gadang terlihat larut dalam "olek" pesta.
Yang membuat acara menjadi menarik, selain diramaikan ribuan masyarakat, ada suatu yang unik yakni pawai yang menampilkan kelompok-kelompok masyarakat yang berpakaian kampung lama atau pakaian di era tahun 1980an.
Lomba ini untuk mengenang masa-masa di kampung lama sebelum dipindahkan karena pembangunan PLTA Koto Panjang pada tahun 1992 silam.
Suasana ulang tahun pemindahan desa ini benar-benar heboh. Warga terlihat antusias melihat melihat penampilan masyarakat yang menggunakan pakaian dan bertingkah ala kampung lama layaknya gaya berpakaian tahun 1980-an.
Acara makin meriah karena ribuan warga disuguhkan aktraksi kesenian dari berbagai sekolah dan instansi diantaranya penampilan atraksi dari pelajar SDN 006 Pulau Gadang, SDN 007 Pulau Gadang, MTs Syekh Ja'afar, SMAN 2 XIII Koto Kampar, TK Harapan, SMPN 3 XIII Koto Kampar maupun penampilan atraksi dari pegawai Puskesmas XIII Koto Kampar III serta atraksi orang tua dari murid TK Harapan.
Acara ini juga diikuti belasan ninik mamak dari Kenegerian Pulau Gadang yang berpakaian lengkap bersama para bundo kanduong, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para guru dan pegawai.
Setelah kegiatan tabur bunga dilanjutkan dengan pawai budaya penampilan pakaian kampung lama dan kebiasaan masyarakat Pulau Gadang sebelum pindah ke pemukiman baru. Selain itu atraksi seni dari berbagai sekolah dan instansi.
Tidak sampai di situ, acara dilanjutkan dengan permainan rakyat yang digelar Rabu sore dan pada malamnya dilanjutkan dengan pertunjukan teater salah satu adalah mengangkat tema "Kembalinya Ulama Kami" yang menceritakan kisah penahanan salah seorang ulama Pulau Gadang Syekh H Engku Lunak yang sempat ditawan penjajah Belanda pada tahun 1940-an ke penjara di Sukamiskin Bandung.
Kepala Desa Pulau Gadang Abdul Razak dalam pengarahannya menyampaikan, acara peringatan HUT pemindahan desa ini digelar setiap tahun yang bertujuan untuk mengenang kembali masa-masa kehidupan kampung lama yang telah tenggelam demi mendukung pembangunan Waduk PLTA Koto Panjang. Disamping itu menceritakan sejarah pemindahan ini kepada generasi muda sekarang sehingga menimbulkan semangat membangun desa.
Sementara itu anggota DPRD Kampar H Fahmil mengaku sangat tertarik dengan acara yang dikemas oleh masyarakat bersama Pemerintah Desa Pulau Gadang dengan begitu rapi.
"Ini hendaknya dibikin oleh pemerintah kabupaten. Karena banyak sejarah dari pemindahan desa ini. Masyarakat berkorban luar biasa, harta benda dan tekanan psikologis yang luar biasa," beber politisi Partai Keadilan Sejahtera ini. (*)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id