RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar mengatakan selain di tempat-tempat umum, penguatan tatanan budaya Melayu Riau dipastikan akan menyasar hingga ke sekolah-sekolah di Provinsi Riau.
Lalu bagaimana penyampaiannya agar budaya Melayu ini mampu diserap hingga ke pelajar dimulai dari sekolah dasar sampai ke tingkatan SMA sederajat?
Pria yang memiliki gelar adat Datuk Seri ini menerangkan melalui muatan dan ekstra kurikuler para siswa akan mendapatkan kembali tatanan budaya Melayu Riau yang sesungguhnya.
"Kalau yang tadi hanya belajar Arab-Melayu sekarang wujudnya kebudayaan. Materinya ada nilai tunjuk ajar, tradisi kebiasaan Melayu, artefak yang tidak hanya syair tapi mencakup teknologi," katanya di kediaman Wakil Gubernur Riau, Jumat, 22 Juni 2018.
Melalui guru-guru yang sudah dilatih dan diberi pembekalan, para siswa akan mendapatkan ilmu baru ini, yang menurutnya akan dimulai serentak pada tahun ajar 2018-2019 ini.
Baca Juga Plt Gubri Sebut 25 Juni Bakal Jadi Sejarah Baru Budaya Melayu, Ada Apa?
"Guru yang sudah dipersiapkan oleh Dinas Pendidikan akan wajib bekerja selama 18 jam, dimana itu dianggap masuk ke dalam sertifikasi yang mencakup muatan lokal hingga ke prakteknnya," tegasnya.
"Kan tidak mungkin menggunakan alat musik tidak mempraktekkannya. atau menari hanya melalui verbal saja. Jadi praktek ini juga bentuk dari sertifikasi selain dari muatan lokal," jelasnya.
Selain itu, juga ada 200 komunitas relawan yang siap memberikan pengajaran muatan lokal yang sampai saat ini, menurutnya belum diakui keberadaannya oleh Pemerintah Provinsi Riau.
"Kami juga akan melibatkan 200 komunitas yang bersedia mengajar muatan lokal walaupun tidak diakui tapi kami tetap mengapresiasinya," tutupnya.