Wakil Ketua DPRD Riau Kutip Dua Dalil Kutuk Terorisme

Wakil-Ketua-DPRD-Riau-Noviwaldy-Jusman.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

LAPORAN : HASBULLAH TANJUNG

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman menegaskan kepada seluruh masyarakat agar tidak mendiskreditkan Islam dalam aksi teror yang terjadi belakangan hari ini.

Hal tesebut diungkapkan pria yang kerap disapa Dedet ini karena Islam merupakan agama yang bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lainnya.

"Islam itu cinta damai, Islam bisa hidup berdampingan dengan umat lain, tolong jangan dikaitkan dengan Islam," ungkap Dedet, Kamis, 17 Mei 2018.

Terkait aksi teroris yang menamakan dirinya Mujahidin atau orang yang berjihad, Dedet menyatakan Islam tidak mengajarkan demikian karena membunuh diharamkan dalam Islam.

"Saya sangat mengutuk aksi biadab ini, kalau mau berjihad keluar negeri saja ke Palestina, jangan saudara sendiri yang tidak bersalah dikorbankan," ujar Dedet.


Selain itu, Dedet juga menceritakan tentang kemurahan hati Rasulullah SAW yang senantiasa menyuapi seorang Yahudi buta meskipun orang tersebut menghinanya.

"Rasulullah mengajarkan kita untuk peduli dengan sesama manusia meskipun tidak seiman, untukmu agamamu, untukku agamaku," terangnya.

Lebih lanjut, Dedet mengutip dua dalil terkait haramnya melakukan aksi teror, yakni Alquran Surat An-Nisa ayat 29 dan Hadits Riwayat Bukhari.

"Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah menyayangi kalian," katanya menirukan kutipan Alquran tersebut.

"Rasulullah SAW pernah bersabda, barang siapa yang membunuh diri dengan suatu alat/cara, maka ia akan disiksa dengan cara seperti itu juga di hari kiamat," katanya lagi menirukan dalil hadits tersebut.

Dedet juga mengimbau seluruh masyarakat, Riau khususnya agar tidak takut beraktifitas diluar rumah terkait maraknya aksi teror yang terjadi beberapa hari ini.

Pasalnya, menurut Politisi Demokrat ini,tujuan utama dari aksi teror adalah memberikan rasa takut kepada masyarakat, sehingga ketakutan masyarakat adalah tujuan mereka.

"Kalau kita takut, apalagi sampai menyebarkan foto-foto korban, berarti mereka berhasil melakukan aksi terornya," tutupnya.