Hingga Malam, Masyarakat Antusias Lihat Persiapan Sampan Hias

Warga-lihat-persiapan-pawai-sampan-hias.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, BANGKINANG KOTA - Meski sudah mampir larut malam, ratusan warga Bangkinang masih antusias menyaksikan persiapan sampan hias yang akan mengikuti pawai di acara Balimau Kasai dari Tepian Desa Muara Uwai Kecamatan Bangkinang menuju Desa Batu Belah Kecamatan Kampar, Rabu, 16 Mei 2018.

Ratusan masyarakat dari berbagai usia terlihat antusias menyaksikan para pekerja menghiasi sampan dengan mengusung berbagai tema menarik, di tepian Sungai Kampar di Desa Muara Uwai Bangkinang, Selasa, 15 Mei 2018, malam.

Tak hanya masyarakat, tepian sungai yang terletak di belakang Asrama Putri Ponpes Daarun Nadhah Bangkinang ini juga diramaikan dengan penjual kaki lima yang menjual berbagai macam makanan dan minuman.

Salah seorang warga, Anto mengaku mengajak keluarga ke tepian sungai untuk melihat langsung proses pembuatan sampan hias.

"Ke sini bersama anak dan istri, melihat pembuatan sampan hias, diajak anak ke sini," akunya.


Sementara itu, salah seorang penghias sampan, Samdanil mengaku proses pembuatan waktu lebih kurang seminggu dan memakan biaya hingga jutaan rupiah.

"Proses pembuatan ornamennya lebih kurang seminggu, di sini (tepian sungai) tinggal merakitnya saja, dengan melibatkan 10 orang kru, kita menampilkan replika masjid seperti astaka MTQ di Pekanbaru beberapa waktu lalu," ujar Pemuda asal Desa Batu Belah, Kecamatan Kampar ini.

Samdanil memaparkan dipilihnya replika masjid sebagai tema sampan hias yang diusung Dusun IV Desa Batu Belah bukan tanpa alasan, menurutnya Replika masjid pada Astaka MTQ di Pekanbaru memiliki bentuk yang khas.

"Sehingga kami yakin melalui tema ini dusun kami bisa juara, dan merebut hadiah 8 juta rupiah yang sudah disediakan panitia," ujarnya optimis.

Sementara itu, tokoh muda Kampar yang juga merupakan putra asli Batu Belah Marwan berharap melalui moment tradisi Balimau Kasai bisa mendongkrak perekonomian warga karena sudah menjadi event Pariwisata daerah.

"Dengan pelayanan yang baik oleh masyarakat tempatan terhadap wisatawan yang datang, tentu mereka akan mudah memasarkan berbagai hasil karya dan produk unggulan daerah misalnya kuliner khas, kerajinan hasil karya dari PKK, LPM yang bisa menjadi buah tangan oleh wisatawan yang hadir," ungkapnya.

Tak hanya itu, secara bertahap, Marwan berharap pelaksanaan Tradisi Balimau Kasai bisa semakin baik kedepannya serta meminimalisir dan menghapuskan perbuatan yang merusak tradisi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab seperti mabuk-mabukan, joget-joget dan bercampur baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim.

"Hal itu, bisa kita minimalisir dan dicegah dengan membentuk patroli didalam Sungai Kampar," terang Ketua Panitia Balimau Kasai 2017 lalu ini. (*)