Benarkah JAD Dibalik Serangan Berdarah ke Mapolda Riau?

Kondisi-Mapolda-Riau.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Penyerangan Markas Polda (Mapolda) Riau sesaat jelang ekspose kasus penangkapan narkoba, Rabu pagi, 16 Mei 2018, pukul 09.05 WIB, dilakukan oleh lima terduga teroris menggunakan mobil Toyota Avanza, BM 1192 RQ, menimbulkan tanda tanya, siapa dibalik penyerangan tersebut. 

Apalagi, kejadian tersebut tak lama usai aksi bom bunuh diri dengan target gereja pada tiga titik berbeda di Kota Surabaya, Minggu, 13 Mei 2018, dengan korban belasan orang meninggal dunia.

Padahal, beberapa hari sebelumnya, Selasa, 8 Mei 2018, 156 tahanan rusuh di Rumah Tahanan (Rutan) Cabang Salemba, Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, hingga mengakibatkan 5 polisi gugur. 

Baca Juga: 

Densus 88 Tangkap Wawan Alias Abu Afif, Amir JAD Riau

Sempat Terkunci, Tim Densus 88 Ucapkan Assalamualaikum Saat Masuk Rumah Terduga Teroris

Dari dua rangkaian tersebut, benang merahnya mengarah ke Jamaah Ansharud Daulah (JAD) dibalik aksi telah membunuh nyawa orang tak berdosa. 

Lalu, bagaimana dengan penyerangan Mapolda Riau hari ini? 

Catatan RIAUONLINE.CO.ID, selama setahun terakhir, Densus 88 Mabes Polri telah menangkap belasan orang bagian dari kelompok JAD. 

 

Termasuk di antaranya penangkapan Wawan alias Abu Afif, Amir JAD Riau, Selasa, 24 Oktober 2017. Wawan jugalah yang menjadi pemicu atau provokator kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob. 

Tak hanya itu, Beny Samsu Trisno alias Abu Ibrahim, teroris yang tewas pada Rutan di Mako Brimob, juga ditangkap bersamaan dengan Wawan di rumah sama, Jalan Kopkar Raya, Perumahan Pandau Permai, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, pukul 07.15 WIB.

Tak hanya dua orang tersebut, tiga terduga teroris lainnya juga ditangkap di hari sama di tiga titik berbeda. Kelimanya terkait dengan JAD dan mereka mendapat pelatihan fisik di Desa Gema, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. 

Wakil Kapolri, Komjen Pol Syafruddin, Rabu sore, usai pemakaman sopirnya selama 25 tahun yang gugur dalam aksi teroris tadi pagi, Iptu Anumerta Auzar, mengatakann, rentetan kasi dalam dua pekan ini, ada saling kait-mengait. 


"Tindakan sporadis, dimulai dari Selasa, Minggu. Ini merupakan rentetan, telah memakan korban 9 anggota Polri, 5 gugur dan 4 luka-luka masih di RS. Ini masih ada kait-mengait (dengan JAD), itu yang terjadi," kata Komjen Pol Syafruddin. 

Hingga kini, sudah 33 terduga teroris ditangkap aparat keamanan di seluruh Indonesia, usai kerusuhan di Rutan Cabang Salemba dan bom bunuh diri pada tiga gereja, Surabaya. 

Bom Kampung Melayu di Rokan Hilir

Dua bulan sebelum penangkapan Amir JAD Riau, Wawan alias Abu Afifi beserta kawanannya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri juga menangkap seorang terduga teroris.

Penangkapan terhadap terduga, karena diduga terlibat dalam aksi pengeboman di Kampung Melayu, Jakarta, 25 Mei 2017. Penangkapan terhadap Riyan alias AP alias Mimin alias Abu Haura, terjadi di Jalan Pahlawan, Kelurahan Bagan Timur, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Senin, 14 Agustus 2017, pukul 16.45 WIB.

AP alias Riyan alias Mimin alias Abu Haura, merupakan anggota jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD). Ia ditangkap saat keluar rumah untuk membeli keperluan di sebuah toko kelontong, Jalan Pahlawan, Bangko, Rohil. 

Baca Juga: 

AP Alias Mimin, Terduga Teroris Di Rohil Berperan Sebagai Pengatur Aliran Dana JAD

Seperti Apa Sosok AP Alias Rian, Terduga Teroris? Inilah Cerita Tetangganya

Selain itu, AP diduga memiliki peran sebagai pengatur aliran dana guna mendukung kegiatan dan aktifitas Kelompok JAD Medan. Dugaannya, terduga memegang beberapa kartu ATM dari berbagai bank dan bukan atas namanya. Inilah untuk membiayai aksi terorisme di Indonesia. 

Berselang sekitar dua bulan kemudian, Densus 88 Anti Teror dan Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggerebek persembunyian tersangka teroris di sejumlah tempat di Riau, Senin, 11 Desember 2017. Empat tersangka ditangkap dalam penggerebekan ini.

"Empat tersangka yang kita dan Densus tangkap. Salah satunya, pelaku pembakaran Polres Damasraya, Sumatera Barat," ujar Kapolda Riau, Irjen Pol Nandang, didampingi Kabid Humas Polda, Kombes Guntur Aryo Tejo SIK, dan Direktur Reserse Khusus, Kombes Gidion Arif Setiawan.

Penggerebekan JAD di Dumai 

Beberapa jam usai penyerangan Mapolda Riau, Rabu pagi, pukul 09.05 WIB, Densus 88 dibantu Polres Dumai, melakukan penggerebekan di lima titik berbeda. 

Titik terang ada kaitan antara Penyerangan Mapolda Riau dengan Dumai, tak bisa dilepaskan dari kendaraan digunakan saat menyerang hingga mengakibatkan tewas tertabraknya Iptu Anumerta Auzar. 

Klik Juga: 

Di Dumai, Polisi Bersenjata Gerebek 5 Titik Diduga Markas Teroris

Wakapolri Kenang Ipda Auzar Yang Gugur Saat Penyerangan Mapolda Riau

Kendaraan digunakan tersebut Toyota Avanza BM 1192 RQ. Mobil tersebut terdaftar di wilayah Polres Dumai. Diketahui juga, ternyata satu dari empat teroris yang tewas hari ini, tersebut nama Pak Ngah alias MR. 

 

Kepala Polres Dumai, AKBP Restika Nainggolan melalui sambungan telepon di Pekanbaru membenarkan bahwa pihaknya melakukan penggeledahan di lima lokasi berbeda. 

"Benar, kita melakukan penggeledahan. Lima titik," kata Restika. 

Informasi diperoleh RIAUONLINE.CO.ID, Pak Ngah alias MR alias Ical merupakan Amir JAD Dumai. Selain itu, satu pelaku penyerangan lainnya berinisial Swd. 

Empat pelaku penyerangan ini, tutur Sumber, merupakan kelompok JAD Dumai. Teroris Swd orangtuanya berjualan tahu dan kembang tahu. Ia sudah sekitar empat hari ini sudah tak ada di rumahnya, pergi entah kemana. Tiba-tiba, diketahui ia ikut dalam penyerangan Mapolda Riau, pagi ini.