Begini Jawaban Lucu Benyamin Saat Ditawari Jadi Menteri Presiden Soeharto

Benyamin-Sueb-bersama-Presiden-Soeharto.jpg
(Suratkabar.id)

RIAU ONLINE - Siapa sangka, Benyamin Sueb sang seniman yang suka ngebanyol, pernah ditawari menempati salah satu jabatan di Kementerian era Presideh Soeharto.

Kala itu, Minggu, 27 Agustus 1995, aktor yang akrab dengan sapaan Bang Ben itu memang berjanji akan ikut bermain sepakbola di kompleks perumahannya di Cinere, Depok. Sejak masih bocah, Bang Ben memang sudah tergila-gila dengan sepakbola.

Benyamin yang lahir dari pasangan pasangan Jawa-Betawi itu, sebelum tenar sebagai penyanyi dan bintang film pernah menjadi kondektur bus Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan staf bagian musik Kodam V Jakarta Raya.

Menurut Harmoko, yang pernah menjabat Menteri Penerangan pada masa Orde Baru, Bang Ben bukan sosok yang baru di kalangan menteri kabinet Presiden Soeharto. “Saya sudah kenal lama, sejak kami masih sama-sama di Senen,” kata Harmoko seperti dikutip Suara Pembaruan saat itu, melansir detikX, Selasa, 17 April 2018.

Bahkan, Benyamin sempat direkrut Partai Golkar sebagai juru kampanye. Bersama Pance F. Pondaag, Melky Goeslaw, Titiek Puspa, dan Ari Wibowo, Bang Ben pernah membuat album musik untuk kampanye Golkar, Golkar-mu, Golkar-ku. Di album, Bang Ben menyanyikan lagi Coblos Nomer Dua.

Dalam kampanye politik, mengerahkan artis untuk menggaruk suara sudah menjadi resep lama. Pada Pemilihan Umum 1971, misalnya, Tim Kesenian Safari Golkar diperkuat oleh 324 artis dan pendukungnya, terdiri atas 60 penyanyi dan 13 band pengiring.

Sebagai seniman kondang saat itu, Benyamin tentu tak luput dari incaran partai. Partai Partai Persatuan Pembangunan salah satu yang mengaku terus terang berniat merekrut Benyamin untuk diajak manggung berkeliling daerah pada Pemilihan Umum 1977. Namun, PPP kalah sigap dan tentu saja kalah duit, dari Golkar. Sejak saat itu, Bang Ben makin dekat dengan orang-orang Golkar dan lingkaran kekuasaan.

Hingga pada akhir 1970-an, Bang Ben dipanggil ke Cendana, ruamh pribadi Presiden Soeharto. Saat itu, Ben datang bersama Wiryanto, yang biasa dipanggil Kife olehnya. Dia bekerja sebagai Manajer Pemasaran Adiasa Film, perusahaan milik Soewoto Soekendar, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, yang memproduksi beberapa film yang dibintangi Benyamin.

“Saya yang nganter, yang nyopirin ke Cendana selepas magrib,” aku Wiryanto.


Tak disangka, seniman yang suka ngebanyol itu malah ditawari jabatan menteri oleh Presiden Soeharto. Tepatnya mengisi jabatan Menteri Penerangan.

Lalu, apa jawaban Bang Ben kala itu?

“Saya lihat Bang Ben cengar-cengir saja," kata Wiryanto

Begini jawaban Bang Ben, “Saya kagak berani, Pak Presiden. Saya orangnya belum kebal, suka kagak tahan godaan. Nanti kalau ada yang dateng bawa duit lima karung, gimana? Masak saya tolak, hehehe.. Ditolak mubazir, saya terima jadi korupsi, dong,” Wiryanto menirukan jawaban Benyamin kepada Presiden Soeharto.

Lantas, kata Wiyanto, Presiden Soeharto hanya tersenyum. “Ya sudah kalau memang tidak bersedia,” kurang-lebih seperti itu respons Presiden.

Heran dengan sikap Bang Ben yang melewatkan jabatan penting begitu saja, Wiryanto ngomel. “Kenape ditolak? Kalau Bang Ben jadi menteri, biar saya yang jadi sekretaris jenderalnya. Saya akan urus semuanya,” kata Wiryanto.

Kemudian dengan gaya khasnya, Benyamin kontan menyergah, "Kagak mau. Gua ogah main politik. Gue kagak bisa boong.”

Tampaknya, tawaran menjadi Menteri Penerangan ini tak diceritakan Bang Ben kepada keluarganya. “Saya nggak pernah dengar. Tapi, dengan Menteri Penerangan Harmoko, dia memang dekat,” kata Benny Pandawa, salah satu anak Ben.

Sang ayah, kata Benny, memang kagak demen berpolitik meski berkali-kali ditawari jadi anggota DPR. “Akhirnya dia malah mereferensikan sahabatnya, Eddy Sud,” kata Benny. “Babe cinta banget sama dunia musik dan seni sampai nggak rela ninggalin,” ungkap Benny.

Hingga akhirnya, Putra Kemayoran itu menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 September 1995. Menteri Penerangan Harmoko, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Azwar Anas, Menteri Tenaga Kerja Abdul Latief, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Hayono Isman, bersama ribuan orang menyemut di sepanjang perjalanan menghantarkan Bang Ben ke peristirahatan terakhirnya Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Sesuai dengan wasiatnya, Ben minta dikubur di samping makam Bing Slamet, seniman yang dianggapnya sebagai sahabat sekaligus gurunya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id