RIAU ONLINE, TEMBILAHAN - Kerusakan lahan perkebunan kelapa rakyat di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terjadi seakan tidak ada habisnya. Terdapat sejumlah faktor penyebab kerusakan tersebut.
Diantaranya dikarenakan oleh fenomena El Nino dan sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS).
El Nino, merupakan sebuah fenomena alam berupa anomali iklim yang terjadi di kawasan Pasifik Selatan. Menurut sebagian kalangan ilmuwan, intensitas El nino akan semakin meningkat seiring dengan adanya efek gas rumah kaca.
Hal inilah yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan terjadinya intrusi air laut dan berimbas kepada aliran sungai Indragiri.
Kondisi ini diperparah pula dengan terjadinya sedimentasi atau pengendapan material di Daerah Aliran Sungai yang melintasi puluhan hektare bahkan ratusan hektare perkebunan kelapa rakyat Kabupaten Inhil.
Menurut Ketua Komisi II (Dua) DPRD Kabupaten Inhil, Ir Junaidi, imbas negatif dari dampak El Nino disertai sedimentasi akan sangat dirasakan terhadap perkebunan kelapa. Lebih lagi perkebunan kelapa yang tidak memiliki tanggul atau tanggul yang dalam keadaan rusak.
"Inhil ini kan berada di zona pesisir. Sumatera Timur Indonesia, termasuk dalam area yang terdampak global warming atau pemanasan global akibat efek gas rumah kaca yang memperparah fenomena El nino. Sehingga, Inhil menjadi salah satu kawasan yang terkena imbas kenaikan permukaan air laut," papar Junaidi.
Dengan meningkatnya permukaan air laut, diungkapkan Junaidi, daerah Kabupaten Inhil bagian Utara yang merupakan kawasan pesisir akan terendam air. Oleh karenanya, areal perkebunan kelapa mengalami intrusi air laut dengan volume yang cukup tinggi.
Dangkalnya air sungai di Daerah Aliran Sungai Indragiri, khususnya di Kabupaten Inhil bagian utara akibat sedimentasi, kata Junaidi, juga turut memperburuk keadaan perkebunan kelapa. Tumpukan material yang dibawa arus sungai menyebabkan sungai menjadi dangkal dan air sungai dengan volume yang sama menjadi melimpah.
"Secara umum, Daerah Aliran Sungai Indragiri yang menjadi dangkal akibat sedimentasi itu terlihat jelas di wilayah perairan Kecamatan GAS, Gaung. Sungai Gangsal yang mengalir melewati Sungai Indragiri pun terkena imbas kenaikan permukaan air dimana di kawasan itu adalah areal perkebunan kelapa," ungkap Junaidi.
Reklamasi Sungai
INTRUSI air laut dan Sedimentasi menjadi salah satu 'benang merah' persoalan kerusakan lahan perkebunan kelapa rakyat, dituturkan Junaidi, memerlukan sebuah tindakan yang komprehensif untuk menanganinya, dimana Pemerintah Kabupaten Inhil melalui Dinas Pekerjaan Umum mesti mengambil tindakan berupa reklamasi sungai.
"Kenaikan permukaan air sungai Indragiri Hilir akibat sedimentasi memiliki dampak negatif lainnya. Dangkalnya sungai dan daratan yang dipersempit oleh erosi perlu solusi, yaitu melalui reklamasi sungai," tukas Junaidi.
Reklamasi sungai, diungkapkan Junaidi, akan dapat membantu mengatasi sedimentasi. Penimbunan sebagian ruas aliran sungai mampu mengembalikan fungsi DAS dalam siklus pasang surut dan menahan debit air yang memuncak.
"Nah, pada akhirnya, DAS akan berfungsi dengan baik sehingga sistem trio tata air yang dicanangkan di areal perkebunan akan berfungsi mengatur level tinggi permukaan air serta memberikan fungsi leaching bagi perbaikan PH tanah," jelas Junaidi.
Disisi lain, Junaidi mengatakan, reklamasi sungai juga dapat memperkecil debit air yang masuk dan melimpah. "Reklamasi sungai pada DAS ini adalah langkah antisipatif atas kerusakan lahan perkebunan akibat terendam air," tandas Junaidi. (adv)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id