Harimau Bonita Terpantau Tinggalkan Kawasan Perkebunan dan Masuk Ke Hutan

harimau-Berkeliaran2.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan bahwa posisi Bonita saat ini mulai bergeser ke kawasan hutan.

Ketua tim penyelamat Bonita, Mulyo Hutomo di Pekanbaru, Rabu 21 Maret 2018 mengatakan, dari patroli terpantau Bonita mulai masuk ke kawasan hutan hari ini.

Ia menjelaskan, kawasan hutan yang dimaksud merupakan jalur hijau atau "green belt" yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP).

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin betina ini, sebelumnya berkeliaran di kawasan perkebunan sawit. Selama dua bulan terakhir Bonita terus berkeliaran di perkebunan sawit milik perusahaan Malaysia tepatnya areal Eboni 62, 63, dn 64.

Selama itu pula si raja rimba yang diketahui berjenis kelamin betina dan berusia sekitar empat tahun tersebut menewaskan dua manusia.

Sementara itu, pada hari ini ia mengatakan Bonita diperkirakan mulai memasuki kawasan jalur hijau yang tidak jauh dari Eboni 68 PT THIP. Kawasan hutan itu memiliki luas sekitar 22 kilometer persegi.


Hutomo memastikan, meskipun Bonita tidak lagi berada di kawasan perkebunan sawit dan mulai bergeser ke hutan, dia memastikan tim gabungan penyelamat Harimau terdiri dari TNI, Polri, BBKSDA serta Pemerintah setempat terus berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan.

"Jadi meski telah memasuki kawasan hutan, tetap kami akan berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan. Itu mutlak dilakukan karena Bonita dalam keadaan sakit (mengalami perubahan perilaku)," ujarnya.

Saat ini, lebih dari 30 personel gabungan TNI, Polri, BBKSDA serta pemerintah daerah masih terus berupaya melakukan pencarian Bonita. Strategi pencarian dilakukan dengan membentuk tiga tim masing-masing beranggotakan tujuh personel dan seorang penembak bius.

Penyisiran dilakukan siang malam dengan menyisir jalur Bonita yang telah dipetakan oleh tim sebelumnya.

Bonita menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir setelah menewaskan dua korban. Jumiati, menjadi korban pertama yang meninggal pada awal Januari 2018. Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir.

Terakhir, Yusri Efendi (34) meregang nyawa di desa yang sama, namun berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi tewasnya Jumiati. (**/1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id