Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie mengatakan bahwa pemerintah Provinsi Riau tak mungkin dapat mengikuti jejak Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selangkah lebih maju dari Riau dalam menerapkan kebudayaan terutama di bidang pendidikan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau secara tegas berkomitmen akan lebih serius menerapkan muatan lokal budaya melayu di sekolah-sekolah setelah mendapatkan desakan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau beberapa waktu yang lalu.
"Dari hasil studi banding kemarin (Yogyakarta dan Bandung) untuk kita sampai menirukan sama yang ada seperti yang diterapkan oleh Yogyakarta, kita memang tak bisa mengikutinya," katanya di halaman kantor Gubernur Riau, Senin, 19 Maret 2018.
Menurutnya, daerah yang menjadi percontohan itu memiliki dana yang cukup besar. Dana tersebut sama sekali tak dimiliki oleh Pemprov Riau.
"Kalau untuk Yogya, kita memang tidak bisa mengikutinya. Karena disamping memiliki 20 persen biaya pendidikan, mereka juga memiliki biaya daerah keistimewaan," jelasnya.
Biaya itu nantinya dapat dipergunakan untuk meningkatkan kultur serta merawat keberagaman budaya mereka. Di samping itu dana Bosda, Bosnas dan keistimewaan lainnya juga turut mereka kantongi.
Meskipun tak dapat meniru secara penuh, Harrofie mengatakan bahwa ada beberapa corak dan warna yang dapat dibawa pulang untuk menunjang muatan lokal budaya Melayu di Riau.
"Dalam menerapkan budaya Jawa itu dari mulai ego sektoral sampai ego lokal mereka hindarkan. Budaya seperti Kulonprogo, Sleman tetap berjalan masing-masing. Nah, nanti kita juga akan seperti itu," jelasnya.
"Tentu nanti seperti apanya pertimbangan kembali lagi kedepannya kita serahkan ke dewan bahasanya. Kalau untuk kabupatennya akan begitu juga dengan kotanya," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id