Miris, Remaja Belia di Kampar Diperkosa Pria Tak Dikenal Hingga Melahirkan

Korban-pemerkosaan-melahirkan.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, BANGKINANG - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kampar tengah berupaya mengusut pelaku pemerkosa terhadap remaja umur 13, melalui Unit PPA Polres Kampar.

Miris sekali, gadis malang, sebut saja Puspita telah melahirkan seorang bayi perempuan di rumah sakit swasta di Pekanbaru. Bayi gadis asal Kecamatan Tapung ini baru berumur tujuh bulan dengan berat 8 ons.

"Puspita sedang dalam penanganan pihak P2TP2A dan masih dalam proses dimintai keterangannya di Unit PPA Polres Kampar," kata Ketua P2TP2A Kampar, Hafis Tohar, SH didampingi Fitri Yeni selepas membesuk bayi prematur yang dirawat di RSUD Bangkinang Kota pada Rabu 7 Maret 2018.

Hafis menjelaskan bahwa selepas dari Polres Kampar, tindakan P2TP2A antara lain dengan memberikan bantuan perlengkapan pakaian dan makanan bayi. Selain itu juga akan memberikan konseling psikolog P2TP2A, Ardian Adiputra SPsi MPsi di Sekretariat P2TP2A.

"Sampai saat ini belum dapat diketahui siapa pelaku yang telah tega merusak masa depan anak bawah umur ini. Kami terus berupaya mencari tahu, sebab Puspita terlihat masih belum fokus dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya," ujar UPPA, Fitri.

Dari penuturan korban, dirinya diperkosa orang yang tidak dikenalinya beberapa bulan lalu. Seorang laki-laki masuk ke rumahnya pada saat kedua orangtuanya pergi ke pasar.


"Saya sudah didatangi seorang laki-laki, tidak kenal siapa orangnya, dia memakai tutup muka dan saya diancam akan dibunuh jika berteriak," aku Puspita kepada pihak P2TP2A.

Diketahui korban mengandung setelah ibu kandungnya melihat kondisi anaknya sering buang air kecil. Khawatir ada penyakit, korban pun dibawa ke bidan terdekat, hingga diketahui kalau korban dalam keadaan berbadan dua.

Korban lalu dibawa ke rumah sakit Santasari Pekanbaru karena dianggap lebih dekat daripada harus ke RSUD Bangkinang. Namun karena biaya melahirkan dan perawatan bayi prematur itu cukup besar, maka orang tua korban membawa pulang anaknya. Termasuk bayi itu diantar pulang dan dirawat di rumah bidan desa.

"Berdasarkan inisiatif aparat desa, kondisi korban disampaikan ke kami, lalu kami membawa bayi yang bersangkutan ke RSUD Bangkinang Kota dan saat ini masih dalam perawatan pihak rumah sakit sambil menunggu hasil selanjutnya," terang Hafis. (*/1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id