Mengejutkan, Temuan Peneliti Ini Kebakaran di Kepulauan Meranti Capai Ribuan Hektare

Peneliti-BRG.jpg
(Azhar Saputra)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Secara mengejutkan peneliti independen yang diturunkan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) dari Peneliti Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Riau menemukan sisi lain dari terbakarnya lahan gambut di Kepulauan Meranti, Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Api yang melahap lahan gambut menjalar hingga ke hutan kemudian mencapai kebun sagu, karet milik masyarakat bahkan juga merambat ke lahan sagu milik perusahaan PT National Sago Prima (NSP) sejak 9 Februari 2018 silam.

"Desa Lukun itu kalau dari Pekanbaru harus melewati Selat Panjang kemudian jalan setengah jam. Ini gambaran umum Desa ini dimana areanya hampir dibatasi oleh perusahan," kata salah satu Peneliti PSB Universitas Riau, Sigit Sutikno di Coffe Toffe, Rabu, 28 Februari 2018.

Daerah yang terbakar itu berbeda dari yang berhasil dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, di mana hanya menemukan tak lebih dari 200 hektare lahan yang sudah terbakar. Namun mereka memperkirakan lahan gambut yang sudah terbakar di lokasi itu mencapai ribuan hektare.


"Yang terbakar itu salah satunya berada di PT NSP dengan luasan mencapai 1224 hektare yang terdiri dari area tanaman kehidupan dan kawasan lainnya," jelasnya.

Perbedaan antara mereka dan BPBD Riau itu nuncul karena area tersebut semakin lama semakin meluas. Selain itu dalam mengumpulkan alat bukti mereka turut menyertakan pesawat tanpa awak (drone) yang kebenarannya untuk melakukan pemetaan sudah tak perlu lagi diragukan.

"Jadi saya yakin dengan analisis kami yang menggunakan drone yang sedang terbang rendah. Kemudian di justifikasi menggunakan data satelit dan di overlay kan," jelasnya.

Sementara itu, Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG, Haris Gunawan menjelaskan bahwa penelitian itu telah maksimal karena baru disudahi sampai tanggal 24 Februari 2018.

"Itu semua detailnya kan ada. Sudah pakai drone, satelit dimana kita menugaskan tim pengkaji dimana ini menjadi motifasi ekstra bagi kita untuk saling bahu membahu mengatasi permasalahan ini," tutupnya.(2)