RIAU ONLINE, PEKANBARU - Terlahir pada 9 November 1936 dengan orang tua bernama Tengku Said Umar Muhammad Aljufri dan Tengku Syarifah Azamah binti Tengku Said Jaafar, Tengku Nasyaruddin Said Effendy atau yang akrab disapa Tenas Effendy sukses memperkenalkan karya-karya terbaik bernafaskan budaya melayu.
Dilahirkan di Dusun Tanjung Malim, Kuala Panduk budayawan dan sastrawan ini lewat karya-karya seperti Kelakar Dalam Pantun Melayu pada tahun 1990, Persebatian Melayu, tahun 1989 dan lainnya juga dikenal lewat simposium hingga lokakarya.
Selama hidupnya budayawan ini mampu menghasilkan 62 judul buku serta 186 kertas kerja yang disampaikannya dalam seminar di dalam dan luar negeri seperti di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Thailand.
Selain itu dirinya juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAM Riau dengan masa jabatan 2012-2017 hingga menutupkan nafas terakhir di Pekanbaru pada 28 Februari 2015 diusia 79 tahun.
Demi mengenang jasa-jasanya, untuk yang ke-tiga kalinya Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau kembali menggelar Syarahan Kebudayaan. Tak tanggung-tanggung, LAM Riau akan menghadirkan H. Griven H Putera yang merupakan kandidat Doktor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.
"Melalui kegiatan ini kami berharap nilai perjuangan, keteladanan dan tunjuk ajar dari Tenas Effendy dapat menjadi inspirasi dan pedoman dalam menjulang adat dan budaya Melayu, Riau," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar, Selasa, 27 Februari 2018.
Mengenang Tenas Effendy ini akan diselenggarakan di Balai Adat Melayu Riau, Rabu, 28 Februari 2018 pukul 08.30 hingga 11.30 WIB yang akan dihadiri oleh pengurus LAM Riau, dosen, mahasiswa, paguyuban etnis di Pekanbaru, guru muatan lokal budaya Melayu Riau, peminat kebudayaan serta Forkompimda.(2)