BBKSDA Riau Akhirnya Pertimbangkan Gunakan Senjata Bius Tangkap Harimau Inhil

Harimau-berkeliaran1.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mempertimbangkan untuk menggunakan senjata bius guna menyelamatkan harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae).

Harimau berusia 4 tahun itu terjebak dan berkeliaran di perkebunan sawit, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) selama lebih dari satu bulan lamanya.

"Opsi bius dilakukan setelah peroleh data lapangan, posisi, bergerak kemana, sudah kita ketahui," kata Kepala Seksi Wilayah II BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo kepada Antara di Pekanbaru, Kamis, 22 Februari 2018. 

Hingga kini tim yang telah lebih dari satu bulan di lapangan dinilai telah mempelajari pola pergerakan harimau betina remaja itu. 

Sehingga, opsi penggunaan senjata bius, yang menurut dia merupakan pilihan terberat dan rencana terakhir itu dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Baca Juga Tangkap Harimau, BBKSDA Riau Datangkan Pawang Dari Aceh

Sebelum menjatuhkan penggunaan bius, BBKSDA Riau bersama Polisi yang tergabung dalam tim penyelamat Harimau telah berupaya memasang perangkap-perangkap berbentuk kotak besi. Setidaknya terdapat enam perangkap yang dipasang dengan masing-masing di antaranya berisi kambing jantan serta babi hutan. Namun, upaya-upaya itu gagal.

Dua ekor harimau betina dewasa masing-masing bernama Boni dan Bonita masih berkeliaran di perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP). Di lokasi itu, seorang karyawan bernama Jumiati meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan awal Januari 2018 lalu. 

Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir.


"Bius itu letaknya ketika semua sudah dilakukan," ujarnya. 

Di sisi lain, Hutomo menjelaskan upaya tim yang melakukan pencarian bukannya tidak membuahkan hasil. Dalam beberapa kesempatan, tim bahkan melihat langsung salah satu dari dua harimau itu berkeliaran di jalanan koridor perkebunan sawit.

Klik Juga Tak Hanya Satu, Ternyata Ada Dua Harimau Berkeliaran Di Perkebunan Sawit Inhil

Terakhir, perjumpaan tim terjadi pada Selasa, 20 Februari 2018 kemarin. Tim BBKSDA dan Polisi yang berjumlah lebih dari 10 orang berjumpa langsung dengan harimau diduga Bonita. Pengakuan Hutomo, jarak mereka hanya sekitar 3 meter. 

"Itu sudah antara hidup dan mati anggota kita saat itu. Tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berdoa," ujarnya. 

Beruntung, seluruh personel penyelamat Harimau berhasil lepas dari maut, setelah tim cadangan dari kepolisian membantu mereka serta menembakkan senjata api ke udara. 

Hutomo tidak menampik, pasca kejadian itu menjadi salah satu bahan evaluasi untuk menggunakan senjata bius sebagai pilihan terakhir menyelamatkan dan merelokasi harimau tersebut ke habitat yang lebih baik. (**)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id