Inilah Syair Curahan Hati UAS, Ditulis di Kertas Panjang hingga Menyentuh Lantai

UAS-BERPANTUN.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Usai penobatan gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara kepada kepada UAS oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Balairung Tenas Effendy, Dai kondang, Ustad Abdul Somad (UAS) menyampaikan pesan dan isi hatinya melalui pantun.

Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 20 Februari 2018, curahan hati yang dibacakan itu juga turut mengangkat penderitaan masyarakat, warga dan bangsa.

Pantun itu juga sempat memperoleh apresiasi dan gelak tawa dari para tamu undangan. Betapa tidak, UAS membacakan pantun yang ditulis di kertas yang panjangnya hingga menyentuh lantai.

Berikut cuplikan pantun yang dibacakan oleh UAS yang begitu segar dan penuh dengan makna:

Izinkan saya membaca dengan Bismilah kalam bermula. Alhamdulilah pembuka kata salawat dan salam sempurnalah makna yang kecil dibina yang besar mulia.

Abdul somad aku bernama selesai belajar di negeri nara singa pernah singgah di IAIN Susqa terbang menuju negeri seribu menara melihat sungai nil dan piramida bersua dengan Firaun dan Musa hinggap sekejap dinegeri malaya akhirnya terdampar di gurun Sahara hampir sampai ke Barcelona.

Setelah lama mengembara akhirnya kembali ke negeri tercinta bernama Siak Sri iIdrapura membawa gelar LC MA banyak orang bertanya-tanya apalah agaknya artinya: Lagi Cemas Mencari Anak Dara.

Nasihat orang tua-tua bernaunglah di popok gagah yang perkasa batangnya tujuh penyangga akarnya tempat bersila. Bersilaturahmi ketempat doktor Mustafa rumah putih di Jalan Gulama dia bawa daku sepuluh senja ke TVRI membawa acara.

Bila dia pergi ke Malaysia daku duduk di singgasana menjadi guru sekejap mata. Subuh tiba gelap gulita menuju mesjid di pagi buta jamaah pun tak pula ada banyak tiang dari pada manusia.

Berbekal sabar dan doa nasib baik datang menyapa khutbah bergetar dari masjid raya banyak mata terpesona cacing pun ikut serta lovers and haters kata anak muda.

Ada pula yang menuduh paksa fitnah anti Bhineka Tunggal Ika diusir dari pulau dewata deportasi dari negeri China tapi hati tak rasa hina semua itu belum ada apa-apanya bila dipandang nabi besar kita gigi patah kaki terluka namun tetap Berbalas doa.



Sungguh tak layak masuk surga busuk hati terus dipelihara orang melayu cinta negara 13 juta golden Belanda Sultan Syarif Kasim orang mulia dari kerajaan Siak Sri Indra Pura.

Berdaulat ke jokjakarta jangan kau ajar kami tentang cinta negara kalau bukan karena kami punya bahasa kau pun tak dapat bertutur kata.

Dendam jangan masuk ke kepala masih banyak yang dirasa anak sakai meniti pipa anak akit senyum menyapa Talang Mamak terus menganga padahal minya tiada terkira tapi apa mau dikata terlampau banyak diangkut ke Jakarta.

Awan berarak miliki senja budak menuju surau musala Quran ditangan dan alif batatak lupa rotan dibelah dua tapi kini semua sudah sirna semua sudah berganti rupa budak asik bermain Sega, Playstation, warnet beraneka dari Batman hingga Mahabarata sampai Spiderman sarang laba-laba.

Kalaulah tak ada usaha budak melayu akan hancur binasah Melayu hanya tinggal nama rusak karena aids dan narkoba menjemput murka dan bencana wajah menjadi bermuram dunia.

Selepas masuk Belanda banyak anak tak bisa tulis baca huruf arab dibuang serta Melayu Riau boleh berbangga Melayu Riau merata rata dari Mesjid hingga kantor walikota. Tapi bila saatnya hurub arab hanya untuk mantra dipakai hanya pada saat duka cita atau untuk pelet wanita sungguh kiamat dipelupuk mata.

Maka masukkanlah anak kesekolah agama ada Gontor 7 di Kabupaten Kampar, Darel Hkmah, Babusalam atau Ashofa atau ITS arah asrama tentara. Memang agama hal biaya minimal pelajaran agama ada lima menjadi bekal dari muda ke tua andai tersesat boleh kembali semula mereka akan menjadi pemimpin bangsa.

Dari Presiden sampai Papua kita semua akan binasah harta tiada dibawa serta anak soleh jualah yang menanggung kita. Malam berinai kan tiba jua tepak sirih merah merona gambir kapur dari pinang tua mulut mengunyah bermasam muka tanda lidah sedap merasa pahit kelat dan pedas ada semua musti dibilang sama pertanda hidup berumah tangga.

Makan duduk memasang kenanga jemputan hadir berzanji dibaca serta marhaban kuat mesti dibaca doa air mata bahagia Ayah bunda menanti cucu penyejuk mata.

Disanalah bahagia berpuncak tapi kini semua tak ada akad menjadi majelis duka karena marah menghujam dada rusak sudah pemudi pemuda amuk dan hamun pengisi acara mereka tak salah juga karena diam kita jugalah bencana mereka.

Banyak orang bertanya-tanya siapa agaknya mengelus makna-makna berbingkai makna menyentuh rasa hati dan kepala bila pula dia menulisnya siapa lagi kalau bukan Datu Setia Seri Ulama Setia Negara ditulis saat berada di Jakarta didalam pesawat Garuda tapi bila malaikat maut tiba pangkat dan kuasa tak lagi bermakna hanya iman dan amal soleh jua.

Tinggalah rumah besar bertingkat kaca anak menantu sahabat tetangga kain songket dan baju sutera cincin emas dna batu permata rubi zamrud dan mutiara kalau ada tangan pernah menyapu air mata orang susah dan miskin kepala anak yatim itulah yang akan dibawa serta.

Apa tanda menyapa lemah lembut bertutur kata apa tanda melayu beragama takut pada allah semata bila sampai masanya tiba anak berbisik kepangkal telinga buah hati belaian jiwa Mizan Hazib putra tercinta.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id