Asa dari Pondok Oleh-oleh Duri, Sentra Camilan dan Produk Kerajinan

Cvehron-di-POD.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, DURI - Sarminah, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Duri, dengan antusias menjelaskan proses pembuatan stik ubi ungu dan strategi pemasaran kepada Albert Simanjuntak, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), ketika berkunjung ke Pondok Oleh-Oleh Duri (POD), Rabu 7 Februari 2018.

Pada kunjungan ini, Albert Simanjuntak didampingi oleh Wahyu Budiarto, Sr. Vice President Operations & Maintenance Sumatra Operation dan sejumlah manajemen PT CPI lainnya.

Sarminah merupakah salah satu pelaku UMKM di Duri, Kecamatan Mandau yang telah berhasil meningkatkan pendapatan keluarga berkat ketekunannya mengikuti serangkaian pelatihan di POD untuk meningkatkan kualitas produk, pemasaran dan pengurusan perizinan (Pangan Industri Rumah Tangga, Sertifikasi Halal dan Izin Usaha Mikro Kecil).

Dari hasil berdagang camilan inilah, Sarminah mampu membiayai sekolah tiga dari lima orang anaknya sampai ke perguruan tinggi.

Sejumlah makanan ringan, dengan merek Puji Rahayu, diproduksi oleh Sarminah antara lain wajik nanas, wajik durian, wajik nangka serta aneka keripik dan stik yang terbuat dari bayam, ubi ungu, lele, ikan patin, dan jengkol. Produk-produk Sarminah pernah mendapatkan berbagai penghargaan, antara lain di tahun 2014 dari Disperindag Kabupaten Bengkalis, tahun 2015 dari Dinas Ketahanan Pangan Bengkalis dan tahun 2016 dari Dinas Perikanan Provinsi Riau.

“Chevron berkomitmen untuk meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar di daerah kami beroperasi. Program-program investasi sosial kami, yang dilaksanakan dengan organisasi mitra yang kredibel, berfokus pada peningkatan kualitas hidup yang berkelanjutan, serta menciptakan lapangan kerja yang mendorong kemandirian masyarakat, “ kata Albert Simanjuntak.

Sentra UMKM ini, yang dikenal dengan nama Pondok Oleh-Oleh Duri (POD), berlokasi di Jalan Mawar No 5.


Awalnya POD merupakan tempat pemasaran UMKM camilan khas daerah dan produk kerajinan di Duri Kecamatan Mandau. Namun, sekarang POD telah menjadi sentra dari sekitar 30 pelaku UMKM aktif yang berada di Kecamatan Mandau dan Pinggir.

POD bekerja sama dengan pelaku-pelaku usaha lainnya, misalnya toko oleh-oleh, swalayan, kantin sekolah, yang ada di Kota Duri dan Pekanbaru untuk memperluas lokasi pemasaran dari produk-produk UMKM, atau yang disebut sebagai point of sales. Total sekitar 250 UMKM di sekitar wilayah operasi PT CPI di Duri, Rohil dan Dumai telah dibina oleh POD.

Pondok Oleh-oleh Duri merupakan salah satu implementasi dari program investasi sosial PT CPI di bidang pengembangan ekonomi yang disebut dengan PRISMA, singkatan dari Promoting Sustainable Integrated Farming, Small Medium Enterprise Cluster and Microfinance Access.

Program PRISMA mendukung pengembangan ekonomi lokal dengan memberikan pendampingan lapangan, mendukung peningkatan kapasitas pelaku UMKM, peningkatan kualitas produk, strategi pemasaran dan membantu pengurusan perizinan. Dalam menjalankan program PRISMA, PT CPI menggandeng mitra Yayasan Sahabat Cipta.

Tujuan utama program PRISMA adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, peningkatan kondisi sumber daya alam dan lingkungan, dan peningkatan sumber daya manusia.

Ruang lingkup sektor program meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, wirausaha, keuangan mikro, air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat, serta pusat pelayanan usaha kecil. PRISMA menerapkan strategi “membuat pasar bekerja untuk petani dan pelaku usaha kecil”, yang menitikberatkan pada penyediaan fungsi pendukung, yaitu akses ke berbagai layanan termasuk akses ke pengetahuan, keterampilan, bahan baku, pasar dan hubungan antar pasar, teknologi, dan lain-lain.

Di wilayah operasi PT CPI, PRISMA telah berhasil membantu para petani, pelaku usaha mikro, serta kelompok-kelompok swadaya masyarakat. Sejak diluncurkan pada Januari 2015 hingga Desember 2017, program PRISMA di Riau telah berhasil menjangkau hampir 2.200 petani dan pelaku usaha mikro secara langsung dari 41 kelompok yang tergabung dalam 21 induk kelompok binaan. Dari seluruh penerima manfaat program PRISMA, pada bulan Juni 2017 tercatat 77 persen kelompok menunjukkan adanya peningkatan kinerja usaha.

Pada kunjungan kali ini, Albert juga berkesempatan untuk bertemu dengan sejumlah mitra binaan PT CPI dari program pengembangan ekonomi lainnya, yaitu program Pertanian Terpadu Suku Sakai dan Bank Sampah Pematang Pudu. Kedua program ini telah mampu terlaksana dengan baik, dengan memanfaatkan akses finansial BMT Ittihad.

Selain program PRISMA, PT CPI juga turut mendukung masyarakat melalui sejumlah program dengan fokus pada pendidikan dan pelatihan vokasi, kesehatan dan sanitasi, lingkungan, serta rehabilitasi jangka panjang pasca bencana.(2)