Berawal Dari Hobi, Hasil Karya Delva Dellia Melanglang Buana Hingga ke Luar Negri

Adelia-Art-Handmade-Accessories.jpg
(Azhar Saputra)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Awalnya, sama sekali tak terlintas di benak Delva Dellia jika hasil karya tangannya ini bakalan diminati orang banyak. Karena apa yang dilakukan ini merupakan hobi yang mulai diasahnya semenjak duduk di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) ternama di Pekanbaru.

Kini, pemilik seni kerajinan tangan Adelia Art Handmade Accessories ini pun tinggal memetik hasil kesuksesannya dalam menyalurkan hobi. Berbagai karyanya seperti kalung, bros, cincin, gelang, peniti jilbab, hiasan kepala, anting dan barang lainnya sudah banjir pesanan.

Pemesannya pun tak hanya di wilayah Kota Pekanbaru saja, melainkan sudah sampai luar kota hingga ke manca negara. Seperti Singapura, Malaysia bahkan sampai ke negeri tirai bambu, Cina.

Kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 13 Januari 2018, Delva Dellia berbagi kisah. Usaha ini mulai dirintis pada tahun 2006, setelah memutuskan berhenti kerja. 

Wanita berhijab ini, sebelumnya memang berstatus sebagai salah satu karyawan PT RAPP. Namun karena jenuh dengan rutinitas jam kerja, ia memutuskan untuk keluar.

"Saya capek juga harus pulang malam-malam. Apa lagi ada dimana saat tertentu bahkan bisa sampai larut malam. Saya resign dan kemudian terus mengembangkan hobi ini," ujarnya.

"Awalnya itu saya rasa saat di sekolah ya, karena memang suka dengan yang seperti ini (krafter). Tapi masih yang sederhana saja," katanya di bengkel sekaligus lokasi tempat tinggalnya.

Hasilnya, hiasan toples cantik yang dibuat dari hasil ketekunannya membuat decak kagum rekan, keluarga dan tetangga-tetangganya. Disitulah dirinya memulai meniti karir sebagai krafter.


"Waktu itu lagi ngetren-ngetrennya hiasan tempat kue dari botol kaca, sekitar tahun 2005. Saya buatlah itu. Awalnya juga untuk dipakai sendiri. Eh, kok lama-lama banyak yang suka," jelasnya.

Satu persatu hasil buah tangan berupa hiasan toples kaca dipesan rekan dan para sahabatnya. Disitu jugalah yang menjadi cikal bakal barang produksinya kini harus dipesan karena kedainya tak menyediakan barang jadi.

"Sampai disitu saya juga tak puas. Belajar lagi dari buku-buku luar (produksi Amerika Serikat) karena memang seni yang saya geluti ini tak banyak ada di Indonesia. Dan ketika Facebook mulai dikenal, tahun 2007 saya perdana jualan online," tambahnya bangga.

Tak disangka-sangka, pesanan demi pesanan membanjiri inbox laman Facebooknya. Bahan baku yang didatangkan langsung dari Kalimantan Barat, Jawa Timur dan Jakarta tiga kali selama dua bulan berturut-turut membanjiri kedainya yang beralamatkan di Jalan Dewi 3 nomor 6 Komplek Marsan Sejahtera Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

"Saya juga sempat pindah ke kain flanel. Pesana itu banyaknya dari gantungan kunci, tempat tissue, kemudian pindah ke kawat-kawatan, batu, kristal. Karena zaman itu pedagang online masih sedikit, jadi penjualannya cukup bagus,"tandasnya.

Hingga saat ini usahanya telah berkembang pesat dengan mendirikan sebuah kedai. Tak hanya kerajinan tangan, usaha kuliner pun kini sedang digeluti berkat dari hobi yang semakin terus diasah. (1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id