Meski Turun, Jumlah Penduduk Miskin di Riau Masih Tinggi

BPS.jpg
(INTERNET)

Laporan: FATMA KUMALA

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Jumlah penduduk miskin di Riau per 1 September 2017 mencapai angka 496,39 ribu jiwa, atau sekitar 7,41 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan data di tahun 2016, yakni 7,67 persen atau sekitar 501,56 ribu jiwa.

Namun, jumlah penduduk miskin di Riau ini masih tergolong tinggi. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Aden Gultom.

Baca Juga:

Syamsuar: BAZNAS Siak Diharapkan Mampu Kurangi Angka Kemiskinan

Gubri: Sangat Membingungkan. Kemiskinan Turun, Pengangguran Naik

Jumlah Penduduk Miskin Di Riau Bertambah 64 Ribu Jiwa


"Ada penurunan jumlah penduduk miskin di Riau, tapi tetap saja masih tinggi," katanya kepada wartawan, Selasa 2 Januari 2018.

Dirincikannya, persentase angka kemiskinan yang dihasilkan Badan Pusat Statistik (BPS) masih berfokus pada kebutuhan pokok dan kesejahteraan masyarakat tingkat pertama yaitu perumahan.

Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan perlu diatasi dengan cepat melalui kebijakan yang dihasilkan pemerintah, melalui subsidi bahan pokok atau ketersediaan bahan pokok sehingga harga nya tidak naik, kebijakan rumah layak huni dengan kredit yang terjangkau, serta kebijakan lainnya.

Selain itu, BPS juga mencatat pada Desember 2017, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 133,43. Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau periode bulan lalu ini, diantaranya daging ayam ras dan cabai merah.

Aden Gultom mengatakan, dari tiga kota IHK di Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Kota Dumai sebesar 0,53 persen, Tembilahan sebesar 0,50 persen, dan Pekanbaru sebesar 0,48 persen.

"Inflasi Riau Desember 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,66 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,35 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen," ujarnya.

Sementara untuk kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen.

Disamping itu, untuk kelompok penyumbang deflasi antara lain kelompok kesehatan 0,02 persen dan sandang sebesar 0,01 persen.

"Komoditas yang menahan inflasi (deflasi) ada kentang, tomat sayur, wortel, tomat buah, jeruk, dan lain-lain," paparnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id