Gagalnya Car Free Night dan Tumpah Ruahnya Warga di Jalanan saat Malam Tahun Baru

Car-Free-Night-di-Malam-Pergantian-Tahun-Baru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru dan sekitarnya sejak Minggu pagi, 31 Desember 2017, tak mengurangi Kepadatan arus lalu lintas (lalin) saat malam, tetap tinggi, padat dan merayap hingga jelang detik-detik pergantian tahun. 

 

Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Senin dinihari, 1 Januari 2018, semerautnya jalanan terjadi di dua titik sekaligus di Jalan Jenderal Sudirman. Jalanan tersebut kerap dijadikan masyarakat melepas euforia selama pergantian tahun berlangsung.


Kemacetan pertama terjadi di seputaran Purna MTQ, sekaligus area Car Free Night. Begitu juga dengan Jalan Jenderal Sudirman berhubungan langsung dengan Jalan Diponegoro.

 

Baca Juga: 

 

Penggunaan Alat Kontrasepsi Melonjak Di Malam Tahun Baru, Awasi Anak Anda!

 

Begini Rekayasa Lalu Lintas Di Malam Pergantian Tahun Baru

Namun, disayangkan area yang dijadikan Car Free Night di dua titik tersebut, tidak dimanfaatkan dengan baik. Warga lebih memilih berkeliling menggunakan kendaraan pribadinya, motor maupun mobil. 

Akibatnya, sambil berbasah-basahan ribuan pengendara roda dua memberanikan diri menerobos turunnya hujan. Begitu juga dengan kendaraan roda empat.

Bahkan, mereka memaksakan diri memarkirkan kendaraan mereka di bahu jalan, sekaligus menambah kemacetan arus lalu lintas. Belum lagi genangan jalan akibat derasnya turun air hujan, menambah lamanya kendaraan melintas melewati seputaran Jalan Jenderal Sudirman menuju Arifin Achman, sebelumnya telah dialihkan pihak Kepolisian.

 

Suasana Jalan di Malam Pergantian Tahun Baru
KENDARAAN tumpah ruah di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Minggu malam, 31 Desember 2017. Padahal pemerintah sudah menerapkan Car Free Night di Purna MTQ dan Jalan Diponegoro.


 

Berbeda dengan animo masyarakat dalam menyambut tahun baru, derasnya hujan malah berdampak kepada pendapatan para pedagang ditahun sebelumnya pulang dengan membawa uang dalam jumlah tidak sedikit. 

 

Namun, kini tidak seperti itu lagi. Banyak dari mereka terpaksa harus kembali menggulung dagangannya, bahkan malahan mereka tidak sempat berjualan akibat guyuran hujan.


Ansori, pedagang kacang rebus, sudah lima tahun berjualan saat perayaan malam pergantian tahun menuturkan, hujan yang turun tanpa henti mengakibatkan dagangannya sepi pembeli. Jauh dari perkiraannya semula diharapkan akan meraup untung lebih banyak dibandingkan hari-hari biasanya.


"Mungkin gara-gara hujan turun ya, orang jadi malas berhenti. Padahal di tahun kemarin ramai, tapi tahun baru ini sepi," katanya sembari memperhatikan kendaraan lalu-lalang di samping gerobak sederhananya.

 

Klik Juga: 

 

Jelang Natal Dan Tahun Baru 2018, Okupansi Hotel Di Riau Lesu

 

147 RS Se-Riau Siaga Lakalantas Selama Natal Dan Tahun Baru 2018

Begitu juga nasib serupa dialami Mustofa. Kesehariannya ia berjualan buah-buahan, khusus malam tahun baru, dirinya berjualan air mineral.


"Biasanya saya berjualan buah. Macam-macam buahnya. tapi karena ini malam tahun baru, saya jadinya jualan air mieral merek Aqua. Tapi malah sepi," katanya pilu.

Lain pedagang, lain juga masyarakat biasa. Di saat malam pergantian tahun baru, Jayusman bersama satu anak dan istrinya, selalu merayakan malam pergantian tahun dengan cara berkeliling mengendarai sepeda motor matiknya.

 

Namun untuk tahun ini, ia mempercepat langkah kaki dan menggeber motor matiknya untuk sampai di rumah. "Sepertinya akan pulang cepat saja Mas. Gerimis seperti ini. Gimana mau lama-lama. Ini saja sudah basah. Kasihan anak," tuturnya di sebuah warung nasi goreng, Jalan Paus. 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id