Polresta Pekanbaru Akui, Sulit Ungkap Otak Pelaku Bom Molotov

Lantai-menghitam-dilempar-molotov.jpg

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Selama tahun 2017, terjadi tiga kali aksi teror terhadap pejabat dengan menggunakan bom molotov di Pekanbaru. Untuk mengungkap pelaku utamanya, Polresta Pekanbaru meminta bantuan Mabes Polri.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto, mengatakan, pihaknya memang terkendala dalam pengungkapan perkara tersebut. Kita diback up Mabes Polri," kata Susanto, di Pekanbaru, Sabtu, 30 Desember 2017.

Baca juga:

Dilempar Molotov, Teras Rumah Anggota DPRD Riau Gosong

Kisah Heroik Legislator Yang Dihantui Trauma Bom Bali Di Tengah Teror London

Susanto mengatakan, hambatan terbesar pengungkapan kasus adalah minimnya saksi. Apalagi pelaku beraksi karena digerakkan orang lain.


"Jadi ada aktor utamanya," tambah Kapolresta berkepala plontos itu.

Tiga kasus bom molotov tersebut menimpa Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pekanbaru, Shanti Rahmayanti, Rabu, 30 Agustus 2017 lalu. Peristiwa serupa menimpa rumah anggota DPRD Riau Supriati, pada Selasa sini hari, 3 Oktober 2017.

Masih di bulan yang sama, teror bom molotov terjadi di rumah Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Pekanbaru Nurhasyim, di Komplek Utama Indah Rejosari, Jumat dini hari, 13 Oktober 2017. Peristiwa itu menghanguskan satu unit mobil yang terparkir di halaman rumah.

Susanto menegaskan, petugas sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan penyelidikan atas kasus-kasus tersebut. Tim Labfor dari Medan, Sumatera Utara juga sudah melakukan penelitian di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Namun upaya tersebut belum menemukan titik terang untuk mengungkap siapa pelakunya. "Kita masih terus berupaya maksimal agar pelaku dapat terungkap," tutur Susanto.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id