RIAU ONLINE, BAGANSIAPIAPI - Kondisi defisit anggaran memaksa perubahan drastis terhadap pelaksanaan program pembangunan di daerah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Hingga kini, kondisi defisit anggaran masih terjadi. Anggota DPRD Rohil, Afrizal prihatin dengan permasalahan menimpa daerah. Pengurangan Dana Bagi Hasil (DBH) Minyak Bumi dan Gas (Migas) terbukti memukul sendi perekonomian.
Bukan hanya bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil, namun turut berpengaruh secara luas ke masyarakat.
"Daerah belum bisa keluar dari dampak defisit, kenyataan ini menunjukkan selama ini kita terlalu tergantung dengan DBH," kata Afrizal, kemarin.
Ia menjelaskan, sudah saatnya Pemkab menekankan sumber pendapatan pada sektor lain. Namun sebaliknya, pergerakan yang ada masih jauh dari harapan.
Sebagai wakil rakyat, ia memberikan solusi bagaimana Pemkab melibatkan segenap pihak bersama-sama memperjuangkan peningkatan alokasi atau besaran DBH yang diterima.
Rohil merupakan daerah penghasil minyak bumi terbesar di Riau, namun pembangunan masih banyak yang perlu dibenahi. Alokasi DBH dalam hemat Afrizal harus ditingkatkan dari persentase selama ini yang ditaksir hanya sekitar 10-15 persen saja. (advertorial)